Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perubahan Payudara yang Normal Dialami Ibu Hamil

Kompas.com - 11/02/2020, 21:09 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Sembilan bulan yang paling menakjubkan sekaligus penuh perubahan, itulah kehamilan.

Satu yang tak terhindarkan adalah perubahan payudara saat hamil, yang bahkan bisa berlanjut hingga saat menyusui.

Perubahan payudara saat hamil adalah hal normal, konsekuensi dari fluktuatifnya kadar hormon dalam tubuh.

Baca juga: Ibu Hamil Susah Tidur? Atasi dengan 6 Cara Berikut

Perubahan ini bisa terjadi sejak tujuh hari setelah melakukan hubungan seksual dan terus berlanjut.

Namun tentunya, perubahan payudara saat hamil setiap calon ibu berbeda antara satu dan lainnya.

Perubahan payudara saat hamil

Perubahan kondisi payudara dapat dibedakan menurut periode atau trimesternya, seperti:

1. Trimester pertama

Pada trimester pertama ketika awal mengandung, perubahan payudara saat hamil adalah rasa lebih sensitif.

Ini juga merupakan tanda awal seorang perempuan tengah mengandung. Bahkan, puting payudara juga terasa sensitif atau nyeri ketika disentuh.

Hal ini terjadi karena ada perubahan hormonal dalam tubuh, ditambah lagi aliran darah ke jaringan yang ada di sekitar payudara juga meningkat.

Tandanya adalah munculnya pembuluh darah yang terlihat di payudara.

Biasanya, kondisi ini akan menghilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu, meskipun dapat muncul kembali pada akhir kehamilan.

Selain lebih sensitif, payudara ibu hamil trimester pertama juga bisa membesar terutama jika tengah mengandung untuk pertama kalinya.

Konsekuensinya, terkadang payudara terasa gatal karena kulit tengah meregang.

Baca juga: Berapa Ukuran Payudara yang Ideal?

2. Trimester kedua

Pada minggu ke-14 hingga ke-27, perubahan payudara saat hamil bisa meliputi areola payudara yang terlihat lebih gelap sekaligus lebih besar.

Lagi-lagi, ini merupakan hasil dari perubahan hormon. Areola adalah lingkaran berwarna yang mengelilingi puting payudara.

Nantinya, warna areola bisa kembali seperti semula ketika selesai menyusui.

Selain ukuran dan warnanya, bintik di sekitar payudara juga terlihat semakin menonjol.

Ini terjadi karena kelenjar-kelenjar payudara mulai aktif memproduksi minyak sehingga proses menyusui berlangsung lebih lancar.

Jangan kaget pula apabila mendapati ada cairan keluar dari puting payudara pada trimester kedua ini.

Biasanya, hal ini terjadi saat payudara mendapat stimulasi tertentu. Warna cairannya adalah kuning kental dan merupakan kolostrum yang baik untuk imun bayi.

Meski demikian, tidak semua ibu hamil akan merasakan keluarnya cairan saat trimester kedua.

Tenang saja, ini bukan indikator apakah seorang ibu nantinya akan lancar menyusui atau tidak.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Menyusui Buat Payudara Kendur?

3. Trimester ketiga

Pada minggu ke-28 hingga ke-40, perubahan yang terjadi pada trimester sebelumnya akan terasa lebih intens.

Misalnya payudara akan menjadi semakin besar sekaligus berat. Areola menjadi lebih gelap, hingga kolostrum keluar dari puting lebih sering ketimbang biasanya.

Bersiap untuk menyusui

Tentu perubahan payudara saat hamil tidak berhenti saat persalinan usai saja. Lebih jauh lagi, perubahan akan terus terjadi terutama apabila sang ibu menyusui langsung (direct breastfeeding).

Perlu diingat bahwa meskipun selama hamil Anda tidak merasakan keluarnya kolostrum dari puting, bukan berarti ASI Anda nantinya tidak lancar.

Hal itu tidak menjamin bagaimana proses menyusui yang begitu panjang dan berliku.

Ada perempuan yang baru mendapati keluarnya kolostrum sehari setelah persalinan, dan itu sangatlah normal.

Ingat, perut bayi baru lahir bisa bertahan tanpa asupan apapun selama 72 jam atau 3 hari.

Jadi, wajar apabila ibu masih menanti keluarnya ASI atau kolostrum dari payudara pada hari-hari awal setelah persalinan.

Umumnya, payudara akan secara otomatis memproduksi kolostrum yang sangat baik untuk kekebalan tubuh bayi.

Kemudian, produksi ASI akan berlangsung selaras dengan permintaan bayi atau seberapa sering ASI dikeluarkan.

Baca juga: Nyeri Payudara Jelang Haid? Begini Cara Mengatasinya

Entah itu lewat menyusui langsung atau pompa ASI, keduanya sama-sama memberi sinyal pada otak untuk terus memproduksi ASI.

Apabila ada masalah perlekatan pada masa awal-awal menyusui, jangan ragu meminta bantuan dari konselor laktasi atau orang yang Anda anggap punya kompetensi di bidangnya.

Tentu menyusui bayi bukan sekadar menempelkan mulut mungil si buah hati ke payudara Anda.

Ada banyak hal yang perlu diperhitungkan.

Untuk itu, tak ada salahnya para bumil membekali diri dengan banyak membaca atau riset sehingga ada bayangan seperti apa perjalanan memberikan ASI kelak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau