Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Sistem Imunitas Membantu Tubuh Melawan Infeksi?

Kompas.com - 24/04/2020, 12:01 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Tanpa kita sadari, tubuh kita selalu dikelilingi oleh patogen dan berbagai hal yang mengundang penyakit berbahaya.

Namun, tubuh memiliki sistem kekebalan atau imunitas yang dirancang untuk membantu melawan berbagai ancaman penyebab infeksi atau penyakit berbahaya tersebut.

Itu sebabnya, menjaga immunitas tubuh adalah kunci penting untuk tetap bertahan di situasi pandemi seperti saat ini.

Lantas, bagaimana mekanisme sistem imunitas dalam melindungi tubuh dari berbagai penyakit?

Baca juga: Riset Buktikan Puasa Dapat Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Menurut ahli reumatologi dari Cleveland Clinic, Leonard Calabrase, mengetahui bagaimana cara kerja sistem kekebalan tubuh adalah strategi terbaik untuk menjaga kesehatan diri seiring bertambahnya usia.

"Sistem kekebalan adalah sistem fisiologis yang sangat terintegrasi untuk melindungi diri dari ancaman internal atau eksternal, seperti infeksi, racun, atau berbagai penyebab penyakit," ucap dia.

Menurutnya, sistem kekebalan tubuh memainkan peran kunci dalam membantu kita tumbuh dan hidup lebih lama, serta waspada terhadap berbagai ancaman kesehatan.

Ada banyak mikroorganisme yang hidup di sekitar kita, dan sistem kekebalan tubuh bertugas mencari tahu mana mikroorganisme berbahaya, mana yang netral dan yang membantu tubuh kita.

"Ketika bekerja dengan baik, sistem kekebalan tubuh akan membunuh bakteri penyebab penyakit dan membiarkan bakteri baik tetap hidup dalam tubuh kita," tambahnya.

Sayangnya, pandemi Covid-19 yang sedang terjadi saat ini adalah fenomena baru sehingga sistem kekebalan tubuh tidak memiliki "memori" untuk membantu kita mengatasinya.

Dengan kata lain, semua orang bisa mengalami infeksi serius ini.

Cara kerja sistem imunitas

Sistem kekeblan tubuh manusia sangat kompleks dan terintegrasi di hampir setiap organ tubuh.

Sistem kekebalan tubuh juga memiliki beberapa komponen, termasuk di bagian lapisan internal dan eksternal tubuh dengan kinerja yang cukup kompleks.

Imunitas manusia bekerja dengan respon yang beragam, salah satunya respon cepat yang dikenal sebagai sistem kekebalan tubuh bawaan atau repson yang lebih spesifik yang dikenal dengan sistem kekebalan tubuh adaptif.

Ketika sitem kekebalan tubuh bawaan tidak cukup mampu dalam melawan patogen penyebab penyakit, maka sistem kekebalan adaptif akan mengambil peran tersebut.

Sistem kekebalan tubuh adaptif ini respon spesifik untuk menargetkan sinyal bahaya dengan presisi dan akurasi yang tinggi.

Sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan berbagai cara untuk menyingkirkan ancaman berbahaya bagi tubuh kita.

Baca juga: Bagaimana Konsumsi Alkohol Mempengaruhi Daya Tahan Tubuh?

Raksi tersebut bisa berupa hal-hal berikut"

1. Ketika terjadi infeksi lokal yang disebabkan bakteri, maka sistem imunitas merespon dengan membentuk peradangan seperti bisul.

2. Ketika terjadi infeksi umum seperti flu, sistem kekebalan tubuh menghasilkan respon peradangan seperti demam.

Peradangan yang terjadi dalam tubuh membantu kita melawan ancaman penyakit. Namun, peradangan yang terjadi dalam jangka panjang juga menimbulkan berbagai risiko kesehatan.

Faktor-faktor seperti pola makan yang buruk, obesitas dan gaya pasif bisa membuat memperburuk peradangan.

Akibatnya, tubuh akan mengalami peradangan kronis yang memicu penyakit kardiovaskular, penurunan kognitif dan penuaan dini.

Terkadang respons imun tidak cukup kuat untuk sepenuhnya melawan infeksi. Kondisin ini bisa disebut dengan defisiensi imun.

Sebaliknya, sistem kekebalan tubuh manusia juga bisa bereaksi berlebihan sehingga tidak dapat membedakan antara sel dalam tubuh dan sel dari patogen penyebab penyakit. Kondisi inilah yang disebut dengan autoimun.

Contoh-contoh penyakit autoimun meliputi:

  • Lupus.
  • Artritis reumatoid.
  • Sklerosis ganda.
  • Penyakit celiac.
  • Sindrom radang usus.

Fenomena Covid-19

Orang berusia lanjut lebih rentan mengalami Covid-19 daripada mereka yang masih berusia muda.

Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh bekerja maksimal ketika kita berada di usia produktif dan menurun seiring bertambahnya usia.

Dengan kata lain, sistem kekebalan tubuh orang yang telah berusia lanjut melemah dan membuat mereka lebih rentan mengalami infeksi dan komplikasi.

Namun, usia imunologis setiap manusia berbeda-beda. Beberapa orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang serupa dengan kelompok usia mereka tetapi ada pula yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang berbeda dengan kelompok usianya.

Inilah yang membuat beberapa orang yang telah berusia lanjut terlihat lebih sehat dan tidak mudah mengalami infeksi daripada orang-orang yang berusia lebih mudah.

Itu sebabnya, ada beberapa orang positif Covid-19 yang masih berusia muda mengalami komplikasi lebih serius daripada mereka yang berusia lanjut.

Meningkatkan sistem imunitas

Meskipun tidak ada obat atau suplemen yang dapat memaksimalkan sistem kekebalan tubuh, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan kinerja daya tahan tubuh kita.

  • Langkah-langkah yang bisa kita lakukan antara lain:
  • menghindari gaya hidup merokok
  • mengurangi konsumsi alkohol
  • menghindari karsinogen
  • cukup mendapatkan paparan sinar matahari
  • mempertahankan berat badan ideal.

Selain cara tersebut, sistem imunitas bisa kita tingkatkan dengan rutin berolahraga, menerapkan pola makan sehat, serta mengelola kesehatan mental dan tingkat stres kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau