Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/11/2021, 22:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Bukan hal yang aneh jika penis Anda memiliki bau.

Namun, menurut Healthline, jika Anda merasa aromanya telah berubah atau menjadi lebih kuat, itu mungkin merupakan tanda dari kondisi tertentu.

Sebagian besar kondisi tidak serius dan dapat dengan mudah diobati.

Misalnya, pria yang tidak disunat dapat mengembangkan penumpukan sel kulit di bawah kulup mereka.

Baca juga: Mana Lebih Aman, Besarkan Penis Pakai Obat, Alat, Pijat atau Operasi?

 

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kebersihan yang buruk dan dapat menyebabkan infeksi.

Selain itu, ada beberapa penyebab penis berbau, seperti yang dilansir dari Medical News Today berikut.

1. Smegma

Smegma dapat menumpuk jika seseorang tidak membersihkan penisnya secara teratur.

Smegma adalah akumulasi sel kulit mati dan minyak alami yang menjaga kelembapan penis.

Jika seseorang tidak membersihkan penisnya secara teratur, smegma dapat menumpuk sehingga menghasilkan zat putih kental.

Penumpukan ini lebih sering terjadi pada penis yang tidak disunat karena terbentuk di sekitar kepala penis.

Selain bau yang tidak sedap, smegma dapat:

  • menyebabkan kemerahan dan iritasi
  • mencegah kulit khatan mudah bergerak saat penis ereksi
  • meningkatkan risiko infeksi bakteri

2. Balanitis

Balanitis adalah iritasi kulit pada ujung penis.

Beberapa penyebab utama balanitis meliputi:

  • kebersihan yang buruk
  • infeksi
  • kondisi kulit, seperti psoriasis
  • reaksi alergi terhadap obat-obatan, sabun, atau kondom

Jika seseorang mencurigai balanitis mungkin menjadi penyebab bau tidak sedap, mereka harus berbicara dengan dokter tentang kemungkinan perawatan.

Baca juga: Cemas dengan Ukuran Penis? Bisa Jadi Mengidap Sindrom Penis Kecil

3. Infeksi menular seksual (IMS)

IMS dapat menyebabkan penis bau dalam beberapa kasus.

IMS yang paling mungkin menyebabkan bau penis adalah klamidia dan gonore .

Gejala klamidia meliputi:

  • keluar cairan putih dan encer dari penis
  • nyeri saat buang air kecil
  • nyeri testis

Gejala penyakit gonore antara lain:

  • keluarnya cairan berwarna hijau, putih, atau kuning dari penis
  • rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
  • peradangan di kulup

Siapa pun yang mencurigai mereka mungkin menderita IMS harus mencari perhatian medis dan menahan diri dari aktivitas seksual sampai mereka menyelesaikan perawatan.

4. Uretritis non-gonokokal (NGU)

NGU adalah peradangan pada uretra, yaitu saluran yang menghubungkan ujung penis ke kandung kemih.

Dalam kebanyakan kasus, radang uretra disebabkan oleh IMS, seperti klamidia.

Namun, dalam kasus NGU, penyebab pembengkakan tidak diketahui.

Gejala NGU mungkin termasuk:

  • keluarnya cairan keruh atau putih dari penis
  • sering ingin buang air kecil
  • buang air kecil yang terbakar atau menyakitkan
  • iritasi atau nyeri di dekat ujung penis

5. Infeksi jamur

Infeksi jamur terjadi ketika terlalu banyak jamur Candida hadir pada penis.

Sementara infeksi jamur vagina jauh lebih umum, infeksi jamur juga dapat mempengaruhi penis.

Selain bau yang tidak sedap, gejala lain dari infeksi jamur meliputi:

  • sensasi terbakar atau gatal
  • iritasi dan kemerahan pada penis
  • zat putih dengan konsistensi keju cottage
  • kelembaban yang tidak biasa pada penis

Sangat penting untuk mencari perawatan medis untuk infeksi jamur karena dapat menyebabkan infeksi dan komplikasi lebih lanjut.

Baca juga: Kapan Ukuran Penis Berhenti Tumbuh?

6. Infeksi saluran kemih (ISK)

ISK terjadi ketika bakteri atau virus masuk ke saluran kemih.

ISK dapat menyebabkan:

  • penis bau
  • urine berwarna merah muda atau keruh
  • sering ingin buang air kecil
  • sensasi terbakar saat buang air kecil

Faktor risiko untuk mengembangkan ISK meliputi:

  • batu ginjal
  • prostat yang membesar
  • aktivitas seksual
  • diabetes
  • kateter urine

Mengobati ISK dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut, termasuk masalah ginjal atau infeksi yang menyebar di luar saluran kemih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau