KOMPAS.com - Bagi sebagian wanita, melahirkan adalah momen yang paling dinanti-nantikan dan mengundang keceriaan. Meski demikian, ibu yang baru melahirkan tetap berisiko mengalami baby blues syndrome.
Istilah baby blues mengacu pada perubahan suasana hati pada ibu setelah bersalin. Ini merupakan kondisi sementara yang berangsur pulih dalam beberapa hari hingga dua minggu pasca-persalinan.
Baca lebih lanjut untuk mengetahui apa itu baby blues, gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.
Baca juga: Ibu Baru, Kenali Beda Gejala Baby Blues dan Depresi Pascapersalinan
Baby blues atau baby blues syndrome adalah gangguan suasana hati yang dialami oleh ibu setelah melahirkan.
Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), baby blues lebih sering terjadi pada ibu yang melahirkan anak pertama, pengalaman kurang, gizi kurang, bayi yang rewel akan menambah gejala
Untungnya, perubahan suasana hati akibat baby blues akan memudar atau hilang setelah satu atau dua minggu pasca-persalinan.
Bila baby blues berlangsung lebih dari dua minggu, kemungkinan ibu menderita depresi pasca persalinan.
Dilansir dari Verywell Mind, ada beberapa gejala baby blues yang sering dikeluhkan para ibu yang baru memiliki anak, antara lain:
Jika dua minggu atau sebulan setelah melahirkan Anda masih merasakan gejala-gejala baby blues, segeralah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Pasalnya, kondisi tersebut bisa menjadi indikasi yang lebih serius, seperti depresi pasca persalinan.
Baca juga: Apakah Baby Blues Dapat Sebabkan Depresi? Begini Kata Dokter
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.