Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Baby Blues Dapat Sebabkan Depresi? Begini Kata Dokter

Kompas.com - 14/12/2022, 13:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Seorang wanita yang baru melahirkan berisiko mengalami masalah mental yang disebut dengan sindrom baby blues. Namun, apakah baby blues dapat sebabkan depresi?

Dilansir dari Mayo Clinic, baby blues pasca-persalinan umumnya ditunjukkan dengan beberapa gejala berikut:

  1. perubahan suasana hati
  2. sedih berlebihan hingga sering menangis
  3. gangguan kecemasan
  4. sulit tidur
  5. kehilangan napsu makan
  6. suka marah.

Baca juga: Kenali Apa Itu Baby Blues dan Cara Mengatasinya

Dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikiater RSUP Persabatan, dr. Tribowo T. Ginting, SpKJ (K), mengatakan bahwa sindrom baby blues adalah hal wajar yang dialami ibu baru karena perubahan atau fluktuasi hormon.

Kendati demikian, baby blues sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja. Pasalnya, sindrom tersebut dapat berkembang menjadi depresi postpartum.

Apakah baby blues dapat sebabkan depresi?

Tribowo menjelaskan, baby blues pada ibu yang baru melahirkan biasanya berlangsung singkat yaitu sekitar satu minggu.

Baby blues yang berlangsung lebih dari dua minggu dapat berkembang menjadi depresi.

"(Baby blues sindrom) akan menjadi masalah kalau tidak tertangani, nanti berkelanjutan menjadi gejala depresi postpartum," ujar Tribowo saat berbincang di talkshow kesehatan, seperti dikutip dari Antara.

Dokter Tribowo menambahkan, depresi postpartum dapat ditandai dengan munculnya halusinasi atau lonjakan emosi sehingga ibu baru lebih sering marah-marah.

Selain itu, ada beberapa gejala depresi persalinan lainnya yaitu:

  1. Ibu susah menjalin bonding atau ikatan dengan bayi.
  2. Ibu menarik diri dari keluarga, teman, dan lingkungan sosial.
  3. Insomnia atau terlalu banyak tidur.
  4. Merasa tak berguna, tidak berharga, dirundung rasa bersalah.
  5. Pikiran untuk bunuh diri atau menyakiti bayinya.

"Kadang-kadang kan orang berpikir biasa bagi seorang ibu habis melahirkan begitu. Karena, sembilan bulan megandung anaknya terus dia harus melepas dan ada sesuatu yang berbeda sehingga ibu harus beradaptasi kembali," kata Tribowo.

"Ya benar, tapi kalau dicuekin hati-hati, jangan sampai berlanjut menjadi kondisi yang lebih berat," imbuhnya.

Baca juga: Beda Postpartum Depression dan Baby Blues, Serupa Tapi Tak Sama

Cara mencegah depresi pascapersalinan

Dikutip dari WebMD, ada beberapa cara untuk mencegah baby blues berkembang menjadi depresi pascapersalinan, antara lain:

  1. Melakukan hobi
  2. Merawat diri, seperti pergi ke salon, atau membeli baju baru yang diidamkan
  3. Istirahat teratur
  4. Konsumsi makanan bergizi
  5. Olahraga teratur.

Jalin kerjasama yang baik dengan suami dan keluarga, minta bantuan dalam mengurus bayi dan pekerjaan rumah lainnya.

Selain menerapkan cara mencegah depresi pascapersalinan yang disebutkan di atas, ibu baru yang mengalami sindrom baby blues mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter atau psikiater.

Dokter atau psikiater dapat menganalisis kondisi mental Anda dan menyarankan pengobatan atau perawatan terbaik sehingga baby blues tidak berkembang menjadi depresi pascapersalinan. 

Selain itu, pengobatan juga dapat menunjang ibu baru dalam manajemen stres dan beraktivitas normal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau