Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Paranoid dan Skizoid: Duet Maut Mematikan

Kompas.com - 06/12/2023, 14:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Orang di sekitar mereka juga perlu menunjukkan sisi-sisi positif di setiap kejadian, seburuk apapun kejadiannya. Hal ini akan membantu mereka melatih berpikir positif.

Kepribadian Skizoid

Kepribadian skizoid dicirikan dengan perilaku suka menyendiri, bersikap dingin, sulit menunjukkan ekspresi emosi, dan tidak tertarik menjalin hubungan sosial.

Hal-hal semacam ini membuat mereka tidak memiliki teman dekat. Pikiran mereka abstrak dan imajinatif; kadang-kadang juga memiliki halusinasi.

Seseorang dengan kepribadian skizoid adalah orang yang peka akan penilaian orang lain terhadap dirinya; mereka mudah malu dan cemas terhadap penilaian orang lain.

Mereka sering merasa orang lain tidak memahami mereka. Hal ini membuat seseorang dengan kepribadian skizoid cenderung mengisolasi diri.

Seseorang dengan kepribadian skizoid membutuhkan bantuan orang lain, agar mereka merasa didukung dan dipahami. Orang di sekitar mereka juga bisa membantu untuk berani “keluar” dan menjalin relasi sosial secara nyata.

Keberadaan seseorang yang sehat secara psikologis itu penting!

Seseorang dengan kepribadian paranoid ataupun skizoid membutuhkan orang terdekat yang sehat secara psikologis.

Melalui orang-orang terdekat yang sehat, para penderita paranoid atau skizoid dapat memperoleh pendampingan atau dukungan; mereka juga dapat ditemani saat mengakses layanan psikologi yang profesional.

Pada kasus meninggalnya Grace dan David, tidak ada orang lain di sekitar mereka. Mereka hanya hidup berdua.

Keduanya menderita gangguan psikologi. Sang Ibu penderita paranoid sehingga selalu curiga, sedangkan sang anak penderita skizoid sehingga mengisolasi diri sendiri. Inilah duet maut yang mematikan.

Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya keberadaan seseorang yang sehat secara psikologis di sekitar kita.

Pada taraf yang berbeda-beda, setiap dari kita dapat mengalami tekanan dan gangguan psikologi.

Keberadaan orang terdekat yang sehat secara psikologi akan membantu kita dalam menghadapi dan melewati kondisi yang tidak baik-baik saja tersebut.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau