Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2024, 16:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber CNN

KOMPAS.com - Lebih dari sepertiga anak di dunia mengalami rabun jauh, menurut data tahun 2023 dan proporsi ini diperkirakan naik sampai 40 persen di tahun 2050.

Rabun jauh atau miopia merujuk pada kondisi penglihatan yang tidak bisa melihat objek yang jauh dengan jelas. Gangguan penglihatan ini bisa dikoreksi dengan menggunakan kacamata minus.

Dalam 30 tahun terakhir terjadi peningkatan signifikan pada kejadian miopia pada anak-anak dan remaja. Angkanya naik dari 24 persen di tahun 1990 menjadi hampir 36 persen di tahun 2023.

Peneliti dari Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, China, mengungkapkan data tersebut setelah menganalisis hasil dari 276 studi yang melibatkan lebih dari 5.4 juta anak dan remaja di 50 negara yang berada di enam benua.

Walau peningkatan ini bertahap, tetapi terjadi lonjakan yang nyata setelah pandemi Covid-19.

Baca juga: Jangan Sepelekan Efek Rabun Jauh pada Anak

"Miopia jadi masalah kesehatan masyarakat yang besar dewasa ini, dengan bukti mencolok yang menunjukkan peningkatan pesat terutama di negara-negara Asia Tenggara seperti Singapura, Tiongkok, dan Taiwan," tulis peneliti dalam laporannya.

Temuan lain adalah anak-anak Asia Timur memiliki tingkat miopia tertinggi, yaitu 35 persen - lebih dari dua kali lipat dari rekan-rekan mereka yang berkulit putih. Kondisi ini bisa terjadi karena anak-anak di wilayah tersebut memulai pendidikan formal di usia 2-3 tahun, lebih awal dibandingkan anak di wilayah lainnya.

Di antara negara Asia Timur, Jepang berada di urutan atas dengan 86 persen anak mengalami rabun jauh, diiikuti dengan Korea Selatan 74 persen.

Secara global, anak di area perkotaan memiliki angka miopia lebih tinggi dibanding area pedesaan. Anak perempuan juga lebih beresiko dibanding anak laki-laki.

Tim peneliti menekankan bahwa anak kecil lebih rentan pada faktor lingkungan dibanding orang dewasa, terutama karena di usia prasekolah adalah fase kritis perkembangan visual yang ditandai dengan plastisitas tinggi.

Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk melindungi penglihatan anak. Antara lain mendorong anak untuk melakukan aktivitas fisik dengan membatasi kegiatan nonfisik seperti menonton tv atau bermain games.

Baca juga: Bahaya Mata Minus Tinggi pada Anak

Perburukan rabun jauh pada anak juga bisa dihambat dengan kebiasaan mengambil jeda setelah menggunakan ponsel atau komputer.

Penelitian menunjukkan, melakukan kegiatan di luar ruangan berdampak positif pada kesehatan mata dan bisa mengurangi insiden mata minus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau