Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2024, 17:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Tulang memang sangat kuat, tulang terdiri dari jaringan hidup yang terus-menerus rusak dan terbentuk kembali. Tetapi, tulang juga bisa melemah.

Hingga awal usia 20-an, tubuh kita memiliki kemampuan untuk membuat tulang baru lebih cepat daripada proses penghancuran jaringan tulang lama. Namun, proses ini melambat seiring bertambahnya usia.

Hal tersebut membuat tulang menjadi tidak padat lagi dan melemah, menyebabkan kondisi yang disebut osteoporosis.

Di Indonesia, 2 dari 5 orang berisiko terkena osteoporosis, dengan 41,2 persen orang berusia di bawah 55 tahun sudah mengalami osteopenia (kondisi kepadatan tulang yang rendah tapi belum mencapai osteoporosis).

Memperbaiki kondisi osteoporosis di tahap awal adalah cara terbaik untuk mencegah dampak serius, seperti nyeri tulang atau patah tulang.

Walau gejala-gejala tulang melemah sangat jarang disadari, tetapi ada beberapa tanda yang bisa menjadi alarm bahaya bagi kita, misalnya saja gusi yang menyusut, kekuatan genggaman tangan menurun, serta kuku yang rapuh.

Baca juga: Gejala Kekurangan Vitamin D, yang Bisa Sebabkan Nyeri Tulang dan Otot

Sementara itu, tanda osteoporosis lebih mudah dikenali, antara lain tinggi badan menurun, tulang patah karena terjatuh minor, sering nyeri pada leher atau punggung, serta bagian punggung melengkung.

Menjaga kesehatan tulang

Puncak massa tulang biasanya terjadi pada awal usia 30-an, sehingga penting untuk memperkuat tulang sebelum mencapai tonggak tersebut.

"Kesehatan tulang bukan hanya menjadi perhatian bagi orang lanjut usia, tetapi merupakan upaya seumur hidup yang dimulai sejak dewasa muda," kata Director, Research Development and Scientific Affairs, Asia Pacific, Herbalife Alex Teo.

Pola makan seimbang yang kaya akan nutrisi penguat tulang membangun fondasi untuk struktur kerangka yang tangguh, yang secara signifikan mengurangi risiko osteoporosis di kemudian hari.

“Meskipun faktor genetika memainkan peran dalam kepadatan tulang, pilihan nutrisi merupakan penentu yang kuat terhadap kesehatan tulang secara keseluruhan," katanya.

Baca juga: Apakah Kalsium Dapat Mencegah Osteoporosis? Ini Penjelasannya...

Ada beberapa nutrisi kunci dalam menjaga kekuatan tulang. Yang pertama adalah kalsium. Komponen utama tulang adalah kalsium. Sumber kalsium yang kaya termasuk susu dan produk susu, sayuran berdaun hijau, dan makanan yang diperkaya.

Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium, sehingga menjadi mitra vital dalam kesehatan tulang. Rekomendasi asupan harian bervariasi, tetapi umumnya 600 hingga 800 IU (international unit) sudah cukup untuk sebagian besar orang dewasa.

Paparan sinar matahari yang aman dan pola makan yang mencakup ikan berlemak, susu yang diperkaya, serta suplemen adalah cara paling efektif untuk mencapai kadar vitamin D yang optimal.

Nutrisi penting lainnya termasuk magnesium dan fosfor, yang berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang.

Namun, protein, yang penting untuk membentuk kerangka tulang sering kali diabaikan. Pola makan yang mencakup nutrisi-nutrisi ini akan sangat membantu dalam mencapai kesehatan tulang yang optimal.

Tidak hanya mengandalkan nutrisi untuk memiliki tulang kuat, kita juga perlu mengimbanginya dengan gaya hidup sehat.

Pilihan gaya hidup seperti olahraga beban secara teratur dan latihan resistensi dapat merangsang pembentukan tulang dan meningkatkan kepadatannya.

Selain itu, jaga berat badan yang sehat. terlalu kurus dapat menyebabkan kehilangan tulang, sedangkan kelebihan berat badan dapat memberikan tekanan berlebihan pada sistem kerangka.

Baca juga: Jaga Kesehatan Tulang dan Sendi dengan Menghindari Mager

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau