KOMPAS.com-Beberapa gejala tertentu patut dicurigai sebagai lupus dan bisa dijadikan acuan untuk memeriksakan ke dokter.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Heru Sundaru Sp.PD K-AI mengatakan, gejala awal yang perlu diwaspadai adalah gejala demam, fatigue, penurunan berat badan, sakit-sakit otot sendi, gangguan kulit atau mukosa dan persendian.
Seperti ditulis Antara, Heru mengatakan, setiap orang bisa mengalami gejala berbeda-beda dan tidak ada kombinasi gejala tertentu yang menjadi penanda lupus.
Gejala lupus juga bisa melibatkan organ-organ lain seperti paru, darah, hati dan limpa.
Baca juga: Dokter Ajak Anak Perempuan Waspada Lupus sejak Dini
Lupus perlu dicurigai terutama pada wanita muda dengan keterlibatan gejala dua atau lebih organ, yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya serta adanya riwayat lupus dalam keluarga.
Ia mengatakan kelelahan berlebihan atau fatigue menurut survei di luar negeri menjadi penyebab lupus sebesar 50 persen atau lebih.
Penderita lupus juga akan mengalami penurunan berat badan dan yang juga paling sering ditemui adalah gejala kulit yang khas atau disebut butterfly rash.
“Gejala kulit utamanya adalah yang disebut butterfly rash atau kemerahan di sekitar pipi dan hidung berbentuk kupu-kupu. Sensitif terhadap cahaya matahari, ada sariawan, kebotakan kadang-kadang, ujung-ujung kuku pucat atau kebiruan, ada bercak perdarahan, juga bisa gatal-gatal,” kata Heru, Rabu (11/12/2024).
Baca juga: Cara Deteksi Dini Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini...
Heru mengatakan, jika ada kecurigaan gejala lupus pada tubuh terutama jika terjadi pada wanita, segera dilakukan tindak lanjut. Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis lupus, namun dokter akan mendapatkan diagnosa melalui kombinasi pemeriksaan tanda fisik, tes darah, kencing dan riwayat medis pasien.
Pemeriksaan darah bisa dilakukan dengan memeriksa ANA (Anti-Nuclear Antibody) untuk mendeteksi auto-antibodi terhadap organ tubuh. Ini ditujukan terhadap cell protein di dalam antibodi karena menyerang tubuhnya sendiri dan menyerang organ-organ yang menyebabkan inflamasi serta kerusakan.
Namun pemeriksaan ANA ini tidak serta merta seorang pasien pasti menderita lupus karena ANA yang positif bisa ditemukan pada penyakit auto imun lain. Hasil ANA oleh dokter akan diinterpretasikan berdasarkan riwayat klinis jika ada gejala sugestif lupus seperti kemerahan butterfly rash, sakit sendi, kebotakan, atau keguguran berulang.
“Dapat dikatakan kalau lupus sedang aktif, 95 persen itu biasanya positif ANA-nya. Tetapi, patut diingat ANA positif tidak secara otomatis berarti terdiagnosa. Karena hanya 11-35 persen orang dengan ANA positif menderita lupus. ANA positif bisa ditemukan pada penyakit autoimun yang lain. Dan bahkan 15 persen orang sehat pun bisa memiliki ANA positif,” jelas Heru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.