Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAPDI Serukan Vaksinasi RSV untuk Lansia dan Penderita Penyakit Kronis di 2025

Kompas.com - 20/02/2025, 06:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) melalui Satgas Imunisasi Dewasa mengumumkan penambahan vaksin RSV (Respiratory Syncytial Virus) dalam jadwal imunisasi dewasa di tahun 2025. Pembaruan ini merupakan langkah penting dalam upaya perawatan kesehatan preventif.

“Pembaruan yang dibuat pada jadwal ini menandai sebagai langkah maju yang signifikan dalam perawatan kesehatan preventif dan menyoroti pentingnya komunikasi aktif dokter dengan pasien akan pentingnya vaksinasi dewasa,” kata Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, seperti dikutip dari Antara, Rabu (19/2/2025).

Penambahan vaksin RSV ini dilatarbelakangi oleh penurunan daya tahan tubuh lansia yang rentan terhadap infeksi menular.

Virus RSV sendiri dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atas hingga pneumonia, yang dapat dicegah melalui vaksinasi.

Baca juga: Indonesia Hadapi Ancaman Tripledemic, Lansia Jadi Kelompok Rentan

Selain vaksin RSV, jadwal imunisasi dewasa 2025 juga mencakup pembaruan rekomendasi vaksinasi untuk penyakit infeksi pernapasan lainnya seperti Pneumokok dan RSV.

Vaksin-vaksin ini diharapkan menjadi langkah antisipasi terhadap terjadinya tripledemic, yaitu kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh Influenza, Covid-19, dan RSV.

"Sangat penting memprioritaskan vaksinasi untuk individu dalam populasi berisiko tinggi, termasuk mereka yang sudah lansia dan memiliki kondisi medis kronis," tambah Dr. Sukamto.

Sementara itu, Ketua Umum PB-PAPDI, Dr. dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, mengungkapkan bahwa di kawasan Asia Pasifik, banyak orang dewasa yang melewatkan kesempatan untuk vaksinasi meskipun telah mengetahui manfaatnya.

Menurunnya imunitas pada orang dewasa, terutama lansia, membuat mereka lebih berisiko terkena berbagai penyakit, termasuk ISPA atau pneumonia yang disebabkan oleh RSV.

Baca juga: Waspada HMPV: Anak dan Lansia Jadi Kelompok Paling Rentan

"Kita dapat menjamin bahwa pasien kita menerima vaksin yang mereka butuhkan untuk melindungi diri dari penyakit yang dapat dicegah, terutama populasi lansia dengan kondisi penyakit penyerta seperti penyakit kardiovaskular, jantung kronis, ginjal kronis, diabetes, asma, dan PPOK, dimana risiko rawat inap dan kematian pada populasi tersebut sangat besar," ujar Dr. Sally.

Dr. Sally menambahkan bahwa sekitar 30 persen orang dewasa yang lebih tua bisa mengalami komplikasi jantung ketika dirawat di rumah sakit karena infeksi RSV.

Orang dewasa dengan gagal jantung memiliki tingkat rawat inap terkait RSV yang delapan kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa tanpa gagal jantung.

Penasihat Satgas Imunisasi Dewasa PB-PAPDI, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FINASIM, FACP, juga menekankan bahwa RSV lebih menular dibandingkan dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.

Menurutnya, satu orang yang terinfeksi bisa menginfeksi tiga orang lainnya. Lansia yang terinfeksi RSV juga dapat menularkan virus ini untuk jangka waktu yang lebih lama.

RSV menginfeksi saluran pernapasan manusia, dari hidung hingga paru-paru, dan dapat menyebabkan berbagai kondisi klinis, mulai dari tanpa gejala hingga pneumonia akut.

Data dari rumah sakit di Indonesia menunjukkan adanya kasus RSV positif, termasuk pada kelompok lansia yang memiliki kondisi tertentu seperti pneumonia, gagal jantung kongestif, asma, dan PPOK.

Baca juga: Olahraga Malam untuk Lansia, Apa yang Perlu Diperhatikan?

"Pasien PPOK yang terinfeksi RSV diperkirakan 3,2 hingga 13,4 kali lebih berisiko untuk dirawat di rumah sakit," kata Prof. Samsuridjal.

Ia juga menjelaskan bahwa RSV dapat menyebabkan berbagai komplikasi pernapasan yang berat pada lansia, seperti henti napas, gagal napas, gangguan pernapasan, dan emfisema.

RSV adalah virus pernapasan yang tersebar luas namun kurang dikenal.

Virus ini menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplets saluran napas dari orang yang terinfeksi. Biasanya, gejalanya meliputi hidung tersumbat, batuk, mengi, dan demam ringan.

Sebagian besar negara mengalami musim RSV, dengan infeksi RSV tahunan yang terjadi selama beberapa bulan.

Di Indonesia, diperkirakan dalam tiga tahun ke depan akan terjadi 6,1 juta kasus infeksi RSV, sementara di Asia Tenggara diprediksi mencapai 15,2 juta kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau