KOMPAS.com - Sulit melewati hari tanpa kopi? Wah, Anda patut waspada. Ditengarai, terlalu banyak minum kopi akan berakibat timbul jerawat. Apa hubungannya? Secara tidak langsung, kafein di dalam kopi bisa menjadi salah satu pemicu timbulnya jerawat. Kafein memberikan dampak pada gaya hidup seseorang yang kemudian bisa menimbulkan jerawat. Kok, bisa?
Hubungan antara kafein dan jerawat sudah menjadi bahan perbincangan para peneliti sejak lama. Namun, studi ini belum menemukan titik cerah. Pasalnya, kafein yang digunakan adalah kafein dari cokelat batangan yang mengandung cokelat imitasi, dan tidak mengandung susu. Namun, para dermatolog sekarang melihat susu sapi sebagai faktor pemicu jerawat.
Makanan seperti, kentang panggang sangat mudah dicerna dan melepaskan glukosa yang tinggi dalam tubuh. Saat kadar gula darah meningkat, level insulin pun meninggi, yang kemudian memproduksi IGF-1, hormon pertumbuhan yang juga terlibat dalam pembentukan jerawat. Susu sapi juga ditengarai sebagai kontributor pemicu jerawat karena adanya hormon tadi di dalamnya.
Kulit Anda tak hanya berfungsi sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam, tapi juga menjaga fungsi cairan dan temperatur lewat pembengkakan dan keringat. Kulit Anda juga berlaku sebagai cermin yang memberi informasi mengenai apa yang terjadi di dalam tubuh. Misal, lingkar hitam yang membengkak di sekitar daerah mata bisa diartikan sebagai kekurangan tidur, tapi juga bisa berarti adanya gangguan pada sistem pencernaan dan pengeluaran.
Kehadiran jerawat juga bisa mengindikasikan masalah pada pencernaan, yang bisa diperbaiki dengan memperbanyak asupan makanan sehat dan olahraga. Ironisnya, kafein seringkali digunakan pada banyak produk kecantikan kulit karena secara sementara menyerap sel lemak dan mengurangi pembengkakkan, sehingga kulit terlihat lebih halus dan kencang. Namun, konsumsi berlebihan bisa memperparah efek ini. Karenanya para ginekolog merekomendasikan untuk menghindari kafein seminggu sebelum melakukan mamogram.
Kafein bisa memengaruhi seseorang dalam hal stres, tidur, dan relaksasi. Stres menyebabkan kelenjar adrenal untuk beraksi, yang kemudian melepaskan kortisol, memicu kelenjar keringat untuk memproduksi minyak, yang bisa menyumbat pori-pori, kemudian menyebabkan jerawat. Namun. tidur bisa bisa melawan efek stres dengan memperbaiki sistem imun tubuh, sehingga jerawat bisa sembuh lebih cepat.
Menciptakan jadwal tidur rutin dan membuat upaya untuk menenangkan diri (relaksasi) sebelum tidur (tidak makan, tidak nonton televisi, atau bermain internet sebelum tidur) bisa meningkatkan imun tubuh. Relaksasi atau berlatih pernapasan adalah cara yang tak butuh waktu banyak, fleksibel, namun sangat bermanfaat untuk membantu orang yang stresnya berlebihan dan kekurangan tidur.
Kafein baru bisa keluar dari sistem tubuh orang dewasa yang sehat dalam waktu 3-4 jam, sementara wanita yang sedang hamil butuh waktu tiga kali lipat dari itu. Orang yang memiliki masalah liver, pengguna obat kontrasepsi, disarankan untuk menjauh dari kafein karena bisa mengalami efek samping pada kesehatan.
Secara garis besar, tak ada korelasi langsung antara asupan kafein dan jerawat. Namun, melihat efeknya pada kulit, stres, tidur, dan liver, sudah bisa diambil kesimpulan bahwa asupan kafein sebaiknya diperlakukan seperti zat alternatif lain yang sebaiknya hanya dikonsumsi dalam jumlah sedikit. Meski minuman energi, minuman berkafein, dan dark chocolate terlihat tidak berbahaya, dan menyenangkan untuk dikonsumsi, konsumen harus lebih waspada dan lebih cerdas dengan jumlah konsumsinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.