KOMPAS.com - Sunat atau khitan pada laki-laki merupakan proses membuang kulit kulup yang terletak pada ujung kepala penis (gland penis). Tujuan utama dari sunat sendiri adalah untuk membersihkan diri dari kotoran serta penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis.
Bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, sunat merupakan kewajiban bagi setiap laki-laki khususnya kaum muslim. Salah satu metode yang masih banyak digunakan oleh masyarakat pada umumnya adalah sunat konvensional, di mana proses pemotongan kulit kulup dilakukan secara manual dan memakan waktu 30-45 menit.
Namun cara ini cenderung tidak praktis dan memakan waktu yang cukup lama. Dengan adanya inovasi baru bernama smart klamp, pelaksanaan sunat terutama pada pasein anak-anak menjadi sangat praktis dan mudah. Kelebihan lainnya, pasien tak perlu lagi membutuhkan waktu berlama-lama untuk beraktivitas pasca melakukan sunat.
Menurut Medical Manager Rumah Sunatan Tony Yurizal, smart klamp adalah alat khitan sekali pakai (disposable) berteknologi tinggi, yang didesain untuk menghasilkan khitanan yang lebih aman, cepat, dan nyaman. "Jadi klamp itu menggantikan fungsi jahitan dan perban. Waktu pengerjaannya cuma 10 menit," ujar Tony Yurizal, Selasa, (3/4/2011) di Jakarta.
Bahkan menurut Tony, dengan menggunakan alat tersebut, tidak akan ada darah yang menetes keluar. Smart klamp memang bukan suatu alat yang baru khususnya di bidang sirkumsisi (khitanan). Namun, untuk di Indonesia metode ini masih terbilang jarang.
"Tidak semua rumah sakit memakai alat ini, selain itu perlu keahlian dalam penggunaannya," ujar Tony.
Alat ini sendiri terdiri dari berbagai ukuran, karena itu sangat cocok dilakukan pada bayi, anak-anak maupun orang dewasa. "Biasanya dari ukuran 10 mm yang untuk bayi, sampai 25 mm untuk ukuran anak yang sudah agak besar," jelasnya.
Khusus untuk orang dewasa, Tony mengungkapkan, tidak semua pasien dewasa dapat menggunakan alat ini. Hal tersebut berkaitan erat dengan kulit kulup orang dewasa yang cenderung lebih tebal dan faktor ereksi yang lebih tebal.
"Bukannya tidak bisa, tetap bisa. Cuma pada kondisi tertentu, seperti yang kulitnya tebal tidak kita sarankan untuk memakai smart klamp," terangnya.
Tony mengakui, untuk menggunakan metode ini memang diperlukan pengeluaran yang lebih besar dibandingkan yang lainnya. "Kalau harga smart klamp memang agak lebih tinggi, yaitu Rp 950 ribu ," pungkasnya
Dari sisi keamanan, alat ini mampu mencegah terjadinya cedera pada saat proses sunat. Selain itu, metode ini juga menghindari terjadinya infeksi HIV/AIDS dan hepatitis. Bentuknya yang ergonomis dan ringan membuat alat ini sama sekali tidak akan membuat aktivitas pasien terganggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.