Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi "Cuci Usus" Bisa Berbahaya

Kompas.com - 02/08/2011, 10:51 WIB

Kompas.com - Membersihkan usus atau kolon hidroterapi dipercaya sebagai salah satu cara detoksifikasi atau membuang racun-racun dalam tubuh. Meski cukup populer namun para ahli menyatakan tidak ada bukti ilmiah terapi ini bisa bermanfaat. Bahkan jika dilakukan sembarangan bisa membahayakan.

Terapi cuci usus pada umumnya dilakukan dengan mengalirkan air ke bagian usus besar atau kolon. Dokter akan memasukkan alat berbentuk spekulum melalui rektum agar air bisa sampai ke bagian usus besar. Nantinya air tersebut akan membersihkan sisa-sisa makanan hasil pencernaan yang masih tertinggal di bagian usus.

Para peneliti dari Universitas Georgetown melakukan analisa terhadap 20 penelitian mengenai terapi cuci usus dan hanya menemukan sedikit bukti mengenai manfaat terapi ini. Malahan, beberapa riset menunjukkan efek samping yang mungkin timbul dari terapi ini seperti kram perut, perut kembung, muntah, ketidakseimbangan elektrolit, serta gagal ginjal.

"Ada efek samping serius yang bisa terjadi pada pasien terapi cuci usus baik yang melakukannya di rumah atau di spa. Selain itu produk pencuci usus dalam bentuk obat pencahar, minuman teh, bubuk dan kapsul, manfaatnya tidak ditemukan," kata Dr.Ranit Mishori, dari Georgetown University School of Medicine.

Ia juga mengingatkan bahwa produk-produk tersebut tidak diawasi oleh Food and Drug Administration (FDA).  "Banyak juga terapi cuci usus yang dilakukan oleh orang yang menyebut dirinya "colon hygienist" tetapi tidak punya pelatihan medis," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Dick Hoenninger dari International Association for Colon Hydrotherapy mengatakan terapi cuci usus aman.

"Terapi cuci usus dilakukan oleh terapis terlatih menggunakan alat-alat yang terdaftar oleh FDA dan spekulum sekali pakai," kata Hoenninger. Ia menambahkan, terapi cuci usus yang diteliti kebanyakan menggunakan obat pencahar. Sementara itu hidrokolon pada umumnya terdiri dari kombinasi obat-obatan dan herbal.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com