Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Herpes Zoster dan Pentingnya Vaksinasi

Kompas.com - 10/01/2025, 15:41 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa tak mengetahui cacar air? Sebagian besar orang pasti tahu jenis penyakit ini dan pernah mengalaminya, terutama saat masih anak-anak.

Cacar air disebabkan oleh virus Varicella zoster (VZV). Penyakit yang mudah menular ini ditandai oleh kemunculan ruam merah dan lepuhan berisi cairan yang menyebar ke seluruh tubuh.

Selain ruam, penderita biasanya mengalami demam, sakit kepala, lemas, dan gatal-gatal yang mengganggu.

Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai

Meski familier, banyak orang ternyata tak tahu bahwa virus Varicella zoster yang jadi penyebab cacar air tidak benar-benar hilang dari tubuh penderitanya.

Dokter (dr.) Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, FRSPH selaku Internis dan Vaksinolog menjelaskan, meski sudah sembuh, Varicella zoster masih bersembunyi dan tetap hidup di dalam tubuh seseorang.

"Virusnya bersembunyi di tubuh kita selamanya. Jadi, walaupun sudah tidak kena cacar air, virusnya tetap ada sampai kita dewasa atau tua," ujar dr Dirga kepada Kompas.com di Imuni Sunter, Senin (2/12/2024).

Baca juga: Kronologi Satpam RS di Bekasi Dianiaya Keluarga Pasien hingga Kejang

Virus tersebut, tambah dr Dirga, bisa aktif kembali dan menyebabkan penyakit herpes zoster atau cacar api. Di Indonesia, penyakit ini juga dikenal dengan nama cacar ular atau dompo.

Cacar api umumnya diderita seseorang yang sudah berusia di atas 50 tahun karena penurunan sistem imun secara alamiah.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), insiden herpes zoster bervariasi berdasarkan usia. Setidaknya, ditemukan 2-9 kasus cacar api per 1.000 penduduk setiap tahun.

Baca juga: Lulus Kuliah Jadi CPNS, Ini 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat

Masih dari laman Kemenkes, berdasarkan penelitian di RS Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, pada 2019-2021, dari total 120 pasien cacar api, tingkat insidensi tertinggi pada kelompok usia 45-55 tahun.

Hasil yang hampir mirip juga ditemukan pada penelitian di RS Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada 2022-2024. Pada periode itu, ada 114 pasien didiagnosis cacar api. Rerata pasien di RS UGM berusia 54 tahun.

“Semakin bertambah usia, sistem kekebalan tubuh kita semakin melemah. Hal ini membuat virus yang tadinya tidur bisa aktif kembali," jelas dr Dirga.

Baca juga: 6 Gejala Cacar Api yang Perlu Diwaspadai, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Ciri dan gejala cacar api

Berbeda dengan cacar air yang bisa muncul di seluruh tubuh, cacar api memiliki ciri khas.
Pada cacar api, ruam atau lepuhan hanya akan muncul pada satu sisi tubuh dan tidak menyeberang ke sisi lain.

Biasanya, ruam atau lepuhan itu juga terjadi di jalur saraf pada bagian tubuh penderitanya.

“Ruam pada cacar api itu membentuk pola bergaris karena mengikuti jalur saraf. Beda dengan cacar air yang bisa muncul di mana-mana,” ucap dr Dirga.

Baca juga: Ungkap Kronologi Kasus Nastar Berjamur, Pemilik Clairmont: Kami Dapat Penawaran

Halaman:
Komentar
itu apa yah
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Presiden Iran Pecat Wapres Shahram Dabiri karena Liburan Mewah ke Antartika
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau