Kompas.com - Wanita yang kurang subur alias kesulitan untuk hamil setidaknya setahun setelah pernikahan beresiko 19 persen lebih tinggi menderita penyakit jantung dibandingkan dengan wanita yang lebih mudah hamil.
Kendati demikian para ahli belum menggolongkan faktor kesulitan untuk hamil atau subfertil tersebut sebagai faktor risiko penyakit jantung.
"Kami masih perlu meneliti apakah penyebab kesulitan hamil itu dan memastikan ada tidaknya terapi khusus yang menyebabkan penyakit jantung," kata Dr.Nisha Parikh, ahli kardiologi dari Universitas Hawaii.
Dalam penelitiannya, Parikh dan timnya meneliti 863.000 wanita Swedia antara tahun 1983 - 2005. Mereka menguji apakah subfertility berkaitan dengan kasus penyakit jantung, seperti dirawat di rumah sakit, terkena serangan stroke atau gagal jantung.
Sekitar 3.000 orang menderita penyakit jantung dalam kurun waktu penelitian. Secara umum, dari mereka yang menderita gangguan kesuburan, ditemukan 3 kasus penyakit jantung per 10.000 orang setiap tahunnya.
Kendati risikonya terbilang kecil namun Parikh tetap menganjurkan para wanita untuk secara rutin melakukan check-up kesehatan.
Subfertility bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara lain penyakit tiroid, gangguan siklus menstruasi dan obesitas. Sindrom polisistik ovarian yang diakibatkan gangguan keseimbangan hormonal dan perkembangan sel telur juga dianggap menyebabkan kesulitan hamil.
Studi sebelumnya menyatakan wanita yang menderita sindrom polisistik ovarian cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, hipertensi dan menderita diabetes, kesemuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
"Patut dicurigai jika sindrom polisistik ini menyebabkan seorang wanita beresiko menderita penyakit kardiovaskular," kata Dr.C.Matthew Peterson, ahli kesuburan dari Universitas Utah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.