Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2013, 08:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap orang mungkin pernah mengalami luka bakar, baik akibat terkena benda panas, sengatan listrik, atau terkena bahan kimia keras. Luka bakar tidak sama dengan luka gores ataupun luka lainnya. Luka bakar dapat mengakibatkan komplikasi yang cukup serius. Penting bagi Anda untuk mengetahui penanganan pertama yang tepat untuk luka bakar. Karena jika penangannya tidak tepat, akan menimbulkan bekas luka yang tidak diharapkan.

Mungkin Anda pernah atau sering mendengar penangan pertama pada luka bakar dengan menggunakan pasta gigi, minyak goreng, mentega, ataupun bahan-bahan lain. Namun ternyata hal itu keliru dan sama sekali tidak disarankan oleh para dokter.

Menurut spesialis bedah plastik Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prasetyanugraheni, penanganan pertama yang paling tepat untuk luka bakar adalah dengan membasuhnya dengan air mengalir selama kurang lebih 20 hingga 30 menit. "Air yang digunakan harus air mengalir, bukan merendamnya," ujar dokter yang biasa disapa Heni ini dalam pemaparannya di Seminar Burn Congres yang diadakan oleh Divisi Bedah Plastik Departemen Ilmu Bedah RSCM di Jakarta, Sabtu (9/2/2013).

Heni menambahkan, air yang mengalir dibutuhkan untuk menghilangkan panas dari luka yang terbakar. Dan penggunaan bahan-bahan seperti pasta gigi ataupun mentega justru malah akan mempertahankan panas, sehingga mengakibatkan lebih banyak lagi jaringan yang rusak terkena panas.

Namun jangan berpikir dengan menggunakan air es akan lebih cepat menghilangkan panas. Pendinginan mendadak dari es akan mengakibatkan masalah lain seperti hipotermia. Sehingga suhu air yang digunakan sebaiknya adalah suhu ruang.

Parintosa Atmodiwirjo, yang juga dokter spesialis bedah plastik dari RSCM, menekankan pentingnya menanangani luka bakar sesegera mungkin.  "Apapun penyebab luka bakarnya, baik terkena benda panas, api, ataupun bahan kimia, segeralah basuh dengan air yang mengalir. Semakin lama tidak diberi pertolongan pertama, maka akan semakin dalam dan luas luka menyebar," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com