KOMPAS.com - “Bukan membaca label dan menghitung kalori, Anda mungkin hanya perlu mencoba fokus pada kebiasaan makan,” kata Brian Wansink, penulis Mindless Eating: Why We Eat More Than We Think.
Penelitian menunjukkan, kebiasaan makan yang buruk dapat mendarah daging dan banyak orang yang sering tidak menyadari bahwa mereka sedang melakukannya, dan ini bisa menjadi masalah besar ketika datang pada kebiasaan ngemil makanan yang tak sehat.
Bahkan, ketika gemar ngemil seakan sudah menjadi “sifat” Anda, otak pun akan terbiasa, menurut Wansink. Sehingga, menurutnya, kunci utama untuk memangkas kebiasaan makan yang buruk adalah dengan menciptakan kebiasaan makan yang baik.
Siapkan buah di dekat Anda
"Cukup memiliki semangkuk buah setiap hari di meja kerja Anda. Singkirkan camilan buruk dan ganti dengan buah. Itu akan membawa Anda untuk makan lebih banyak buah, sekitar 70 persen lebih banyak buah setiap hari," kata Wansink.
Dengan pendekatan serupa, yang dilakukan di lebih dari 29.000 sekolah di Amerika Serikat, efektif mengubah cara makanan para siswa.
"Menyediakan semangkuk buah di meja kerja atau pantry, bisa membuat seseorang memakan 104 persen lebih banyak buah. Dan kami menemukan bahwa hanya mengubah label atau nama pada sayuran—menuliskannya sebagai wortel renyah dan bukannya wortel—mampu membuat 30 persen anak-anak lebih menyukai wortel," kata Wansink.
Kondisi dapur sukseskan diet
Anda juga dapat membuat perbedaan besar di dapur Anda sendiri. Temuan menunjukkan bahwa dapur yang berantakan dapat menyebabkan seseorang makan sekitar 40 persen lebih banyak camilan ringan ketimbang ketika mereka berada di dapur bersih.
Prinsip yang sama dapat bekerja untuk porsi makan, melalui sebuah riset, Wansink mendapati bahwa hanya menggunakan piring yang lebih kecil bisa mengurangi makan sebanyak 22 persen. Jadi, hadirkan piring dan mangkuk kecil di dapur Anda.
Diet sukses karena lingkungan, bukan hanya kemauan
Mengubah kebiasaan buruk harus dimulai dengan mengubah lingkungan Anda, bukan hanya sebatas kemauan. Sebab, kemauan tidak akan bertahan lama. Itu sebabnya diet tidak efektif.
“Diet hanya efektif untuk waktu tertentu, dan kemudian Anda jatuh kembali ke kebiasaan lama. Jadi, apa yang kita anjurkan adalah mengubah perilaku, mengubah gaya hidup, mengubah lingkungan," kata John Brand, seorang peneliti di Cornell University Food and Brand Lab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.