KOMPAS.com - Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus dengue.
Penyakit ini dapat menular dari orang ke orang karena melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Begitu didiagnosis menderita DBD, salah satu harapan pasien dan keluarganya adalah sembuh.
Baca juga: Nyamuk Demam Berdarah Menggigit pada Jam Berapa?
Masa penyembuhan penyakit DBD akibat infeksi virus dengue bervariasi.
Melansir buku Ekstrak Daun Jambu Biji Bisa untuk Mengatasi DBD (2009) oleh Misnadiarly, lama penyakit DBD bervariasi tergantung kondisi individu dan wabahnya.
Masa penyembuhan bisa cepat, namun terkadang juga cukup panjang.
Pada pasien dewasa, masa penyembuhan DBD bisa mencapai hitungan minggu karena disertai kelelahan (asthenia) dan depresi.
Selain itu, terkadang penyembuhan DBD memakan waktu lama karena pasien mengalami bradikardia.
Bradikardia adalah kondisi saat denyut jantung melambat, biasanya di bawah 60 denyum per menit pada orang dewasa.
Ada juga, laporan masa penyembuhan DBD cukup lama karena disertai komplikasi.
Baca juga: Demam Berdarah Dengue (DBD): Gejala, Penularan, dan Penanganan
Namun, dalam kondisi umum atau tanpa gejala lain, penyakit DBD berlangsung tidak lebih dari satu minggu.
Melansir buku Demam Berdarah (2004) oleh Dr. Hindra I. Satari, Sp. A (K) dan Mila Meiliasari, virus dengue ada di tubuh penderita selama satu sampai dua hari sebelum demam.
Selanjutnya, virus tersebut bertahan di tubuh penderita DBD sejak hari pertama dimulainya demam.
Sehingga, masa total perjalanan penyakit DBD dari terinfeksi sampai sembuh umumnya berlangsung kurang dari satu minggu.
Dokter biasanya melihat kondisi pasien sebelum diijinkan pulang dari rumah sakit dan menjalani perawatan di rumah.
Pasien DBD biasanya diperbolehkan pulang saat:
Umumnya, kondisi ini terjadi pada tiga hari setelah syok pada pasien DBD teratasi, atau pada hari keenam setelah merasakan gejala DBD.
Setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, pasien DBD masih perlu dijaga kesehatannya.
Salah satunya dengan cukup istirahat, menjaga pola makan sehat dan seimbang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.