Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Penyebab Mengorok dan Risikonya Bagi Kesehatan

Kompas.com - 06/02/2025, 13:04 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Mengorok bukan sekadar kebiasaan yang menyebalkan bagi orang yang tidur satu kamar, tapi juga bisa menandakan adanya masalah kesehatan. Ketahui apa saja penyebab mengorok.

Mendengkur saat tidur terjadi ketika saluran napas tersumbat, dan jaringan hidung, mulut, dan tenggorokan bergetar satu sama lain saat kita bernapas.

"Faktor anatomi jadi penyebab utama penyumbatan saluran napas ini. Banyak orang biasanya memiliki saluran udara sempit, lidah besar, amandel, atau langit-langit lunak yang panjang,” kata Dr. Thomas Kilkenny, pakar kesehatan tidur dari New York, Amerika Serikat.

Saat otot-otot di bagian belakang tenggorokan rileks ketika mulai tidur, otot-otot tersebut menjadi kendur dan bergetar di saluran napas saat kita bernapas, mirip dengan bendera yang berkibar tertiup angin. Gerakan otot inilah yang menyebabkan dengkuran.

Selain itu, ada faktor lain yang meningkatkan kemungkinan dengkuran, yaitu faktor usia, ada riwayat keturunan mengorok, kegemukan, ada alergi, serta mengonsumsi obat-obatan dan alkohol. Pria juga cenderung lebih sering ngorok ketika tidur.

Baca juga: 3 Ciri-ciri Mendengkur Gejala Sleep Apnea

Apakah mengorok buruk bagi kesehatan?

Mengorok pada dasarnya tidak berbahaya, tetapi bisa mengganggu kualitas tidur.

"Ketika pola tidur terganggu atau merasa aktivitas terganggu karena rasa kantuk yang berlebihan, maka mendengkur bisa menjadi kekhawatiran,” kata Peter G. Polos, MD, PhD, spesialis pengobatan tidur dan ahli paru yang berbasis di Edison, New Jersey.

Masalah paling umum yang terkait dengan mendengkur dan kantuk di siang hari adalah sleep apnea obstruktif (OSA), yang terjadi ketika saluran napas tersumbat atau menyempit saat tidur.

Mendengkur yang tidak diatasi dan mengganggu tidur lama kelamaan menyebabkan kadar oksigen dalam darah turun, sulit berkonsentrasi, kelelahan, dan peningkatan risiko serangan jantung, diabetes tipe 2, stroke, dan tekanan darah tinggi.

Oleh karena itu, carilah pengobatan jika mengorok menyebabkan kita sering terbangun, atau jika pasangan kita mengatakan mendengar suara dengusan, jeda, atau hentinya pernapasan akibat dengkuran.

“Juga, jika ada kejadian terkait lainnya seperti gelisah di malam hari, sering ke kamar mandi, kelelahan di siang hari, sebaiknya konsultasikan ke dokter,” kata Kilkenny.

Baca juga: Bahaya Sleep Apnea Lebih dari Sekedar Mengorok Keras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau