Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyebab Tidur Ngorok pada Anak Kecil dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 03/11/2023, 22:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Tidur mendengkur atau ngorok pada anak kecil umumnya adalah kondisi yang wajar dan tidak memerlukan bantuan medis khusus.

Namun, kebiasaan tidur ngorok pada anak-anak bisa juga merupakan gejala dari masalah kesehatan tertentu, seperti pembengkakan pada tonsil dan obesitas.

Anak yang mendengkur umumnya tidak memerlukan pengobatan dan perawatan medis, serta dapat diatasi dengan melakukan kebiasaan tidur yang baik.

Untuk lebih jelasnya, ketahui penyebab tidur ngorok pada anak kecil dan cara mengatasinya berikut ini.

Baca juga: 7 Penyebab Tidur Ngorok pada Wanita dan Cara Mengatasinya

Penyebab tidur ngorok pada anak kecil

Mendengkur pada anak kecil umumnya bukan merupakan masalah medis yang serius dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Meskipun begitu, ada beberapa masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kebiasaan mendengkur ini.

Disarikan dari Cleveland Clinic dan Sleep Foundation, berikut adalah beberapa penyebab ngorok pada anak kecil yang perlu diketahui.

  • Mengalami pembengkakan tonsil dan adenoid

Penyebab tidur mendengkur pada anak yang kerap ditemui adalah adanya pembengkakan atau kelebihan jaringan pada tenggorokan.

Pembengkakan pada tonsil dan adenoid dapat membuat jaringan tenggorokan membesar dan memicu terjadinya suara dengkuran.

  • Mengalami alergi

Kontak dengan alergen atau penyebab alergi, seperti tungau, bulu binatang, dan serbuk sari, dapat menyebabkan munculnya gejala alergi.

Inflamasi dan hidung tersumbat yang disebabkan oleh alergi bisa mengganggu pernapasan sehingga memicu terjadinya dengkuran.

Baca juga: 10 Cara agar Tidur Tidak Ngorok secara Alami dan Medis

  • Mengidap asma

Asma dapat membuat saluran pernapasan menyempit dan bengkak.

Asma juga bisa memicu produksi lendir berlebih sehingga dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan membuat anak ngorok.

  • Mengalami deviasi septum

Tulang rawan dan tulang yang membagi lubang hidung menjadi dua, yakni bagian kiri dan kanan, disebut dengan nasal septum.

Pernapasan akan menjadi sulit dan memicu terjadinya dengkuran jika nasal septum tidak sejajar atau bengkok.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com