KOMPAS.com - Kadar gula darah rendah atau disebut hipoglikemia bisa meningkat risikonya pada orang lanjut usia (lansia).
Dikutip dari Aging and Disease, lansia dengan diabetes cenderung memiliki risiko lebih tinggi terhadap komplikasi hipoglikemia karena meningkatnya prevalensi berbagai penyakit penyerta (komorbiditas), kekurangan gizi, dan polifarmasi, dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar glukosa di dalam darah berada di bawah kadar normal.
Kondisi ini paling umum terjadi sebagai komplikasi pada individu yang memiliki diabetes.
Hipoglikemia ditandai dengan kadar gula darah kurang dari 70 miligram per desiliter (mg/dl).
Baca terus artikel ini yang akan mengulas lebih lanjut tentang berbagai faktor risiko hipoglikemia pada lansia.
Baca juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin Alami Hipoglikemia sampai Jatuh di Kamar Mandi
Dikutip dari Aging and Disease dan Very Well Health, faktor risiko hipoglikemia meningkat pada lansia meliputi:
Seiring bertambahnya usia, fisiologis manusia melemah, termasuk metabolisme glukosa.
Metabolisme glukosa melemah seiring menurunnya fungsi organ tubuh, termasuk ginjal dan hati.
Penurunan fungsi ginjal dapat memengaruhi pembersihan obat dari tubuh, sehingga meningkatkan risiko hipoglikemia.
Lansia yang memiliki penyakit penyerta berisiko lebih tinggi mengalami hipoglikemia.
Diabetes merupakan penyebab paling umum hipoglikemia pada lansia.
Jika menderita diabetes dan mengonsumsi insulin atau obat oral yang merangsang sekresi insulin, seorang lansia berisiko tinggi mengalami hipoglikemia.
Gangguan ginjal, hepatitis berat, anoreksia jangka panjang, malaria, dan sepsis (komplikasi akibat infeksi) juga penyakit yang berpotensi menyebabkan hipoglikemia.
Baca juga: Hipoglikemia yang Dialami Menkes Budi Gunadi Sadikin Bisa Akibatkan Apa?
Kurang makan atau makan tidak teratur terutama makanan sumber karbohidrat bisa menjadi pemicu hipoglikemia pada lansia.