Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transplantasi Wajah, Terobosan Revolusioner

Kompas.com - 23/08/2008, 11:04 WIB

MANUSIA memang luar biasa. Operasi transplantasi wajah di zaman ini bukan sekadar isapan jempol atau terdengar seperti rekaan fiksi ilmiah dalam film-film. Para dokter di London, Inggris, sudah membuktikan bahwa hal ini bisa dilakukan. Dua dari tiga tim dokter yang telah melakukan operasi transplantasi wajah dilaporkan, Jumat kemarin, berhasil menerapkan teknik ini dengan efektif meski beberapa komplikasi ditemui dan operasi lanjutan diperlukan.

"Tak ada alasan untuk berpikir bahwa suatu hari nanti transplantasi wajah akan sama biasanya dengan transplantasi ginjal atau lever," ujar Dr Laurent Lantieri, dokter asal Perancis yang mengoperasi wajah buruk seorang pria gara-gara gangguan genetik.

Dalam jurnal Lancet British Medical yang dipublikasikan Jumat, Lantieri dan koleganya melaporkan status pasien mereka setelah setahun menjalani transplan. Dokter-dokter China juga melaporkan kondisi pasien mereka setelah dua tahun dibedah. Tahun lalu, Tim dokter Perancis mengoperasi pria berusia 29 tahun penderita tumor yang mengakibatkan wajahnya berubah menjadi mirip monster. Mereka mentransplan sebuah wajah baru dari donor, memberi pasien dagu baru, sebuah hidung, dan mulut. Enam bulan kemudian, dia dapat tersenyum dan mengerling.

Pasien China ini mengalami kerusakan wajah karena dicakar beruang. Para ahli bedah di Xian memberinya hidung baru, bibir atas, dan dagu dari donor. Setelah beberapa bulan, dia mulai dapat makan, minum, dan bicara dengan normal, juga kembali pulang ke Provinsi Yunnan, barat daya China.

Di semua jenis kasus transplan, dokter selalu menggunakan obat imunosupresan (penekan kekebalan tubuh) untuk mencegah reaksi penolakan tubuh atas jaringan asing yang dilekatkan. Dalam kasus transplan wajah, pasien mulai mengalami reaksi penolakan jaringan ini lebih dari sekali. Dokter akan menyelesaikan masalah dengan memberi obat.

Pasien dari Perancis sekarang ini mengonsumsi pil tiga kali sehari untuk mencegah infeksi. "Konsumsi ini tidak sebanyak obat yang dikonsumsi penderita diabetes," jelas Lantieri, ahli bedah plastik di Rumah Sakit Henri Mondor-Albert Chenevier, Perancis. Sementara dokter lain memastikan hasilnya.

"Sedikit demi sedikit diharapkan dosis obat ini akan berkurang," ujar Dr. Bohdan Pomahac, ahli bedah plastik di Brigham dan RS Bunda di Boston. Pomahac sendiri telah mendapatkan ijin untuk melakukan operasi transplan wajah di Amerika Serikat.

Para ahli tentu saja khawatir, konsumsi obat anti penolakan yang terlalu lama setelah transplan bakal menimbulkan risiko kanker. Beberapa malah memprediksikan bahwa penolakan ini dapat menghancurkan wajah dalam beberapa tahun ke depan. Ketakutan itu, kata Pomahac sudah pudar.

Dengan tiga transplan wajah sejauh ini, termasuk operasi pertama kali di dunia yang dilakukan pada wajah seorang wanita yang dicakar anjing di Perancis, para dokter mengatakan bahwa beberapa ketidakjelasan awal dalam bedah seperti bagaimana memfungsikan wajah baru ini, sedang terjawab.

Sebagai contoh, pasien Lantieri ini yang lumpuh akibat tumor selama lebih dari sepuluh tahun. Tim dokter asal Perancis tidak yakin jika saraf-saraf wajah ini dapat kembali tumbuh setelah transplantasi. Namun, mereka menemukan bahwa si pasien bisa mengerling, membuktikan bahwa otak dapat merestorasi koneksi-koneksi saraf di wajah yang terlupakan dalam jangka waktu lama.

Tak setiap orang yakin operasi transplan ini betul-betul revolusioner. Dr Patrick Warnke, ahli bedah plastik dari Universitas Kiel di Jerman, menyebut mereka "jalan buntu" karena tidak berpikir bahwa semua penolakan itu bisa diatasi. Karena itu, dia berharap bisa menumbuhkan kembali jaringan dari sel induk pasien itu sendiri.

"Saat transplantasi ginjal mulai dilakukan, banyak orang enggan mendonasikan ginjalnya karena tersangkut masalah budaya, sosial, dan agama," ujar Pmahac. "Sekarang ini skenarionya sama juga." Dokter-dokter ini berjanji akan melakukan transplan wajah lebih baik lagi, tapi sulit mendapatkan donor.

"Setiap orang bilang mereka dapat melakukan transplan wajah bila mengalami disfigur ini," ujar Lantieri. "Namun pertanyaan yang riil saat ini adalah apakah Anda mau manjadi donor atau mengizinkan anggota keluarga Anda mendonasikan wajah? Jawaban dari pertanyaan itulah yang kami butuhkan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau