Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkal Radikal Bebas akibat Olahraga

Kompas.com - 30/07/2010, 12:31 WIB

Kompas.com - Sejak dulu olahraga dianggap solusi untuk menjaga kebugaran sekaligus meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Kenyataannya, olahraga yang dilakukan secara berlebihan justru bisa berdampak buruk, bahkan mengundang penyakit akibat pelepasan radikal bebas. Tangkal dengan makanan sumber antioksidan.

Di usia menginjak 39 tahun, Farid, sebagaimana pria yang sudah mapan lainnya sudah hampir mewujudkan semua cita-citanya. Tapi, siapa sangka jika pengusaha bertubuh bugar itu divonis dokter menderita diabetes melitus dan penyakit jantung. "Selama ini tidak pernah ada gejala penyakit saya rasakan," katanya.

Farid layak untuk terkejut karena sejak usia muda ia rajin berolahraga. "Setiap hari dua jam saya melakukan lari di pinggir pantai," kata pria yang tinggal di perumahan elit di daerah Ancol Jakarta Utara ini.

Menurut dr.Samuel Oetoro, sp.GK, ahli gizi dari Klinik Spesialis Semanggi, contoh seperti Farid mudah ditemui. Berbagai penelitian memang menunjukkan, aktivitas olahraga bisa menyebabkan stres oksidatif atau kerusakan jaringan tubuh. Stres oksidatif sangat mungkin terjadi, terutama pada jaringan otot yang digerakkan selama olahraga.

Selama berolahraga, konsumsi oksigen manusia dapat meningkat 10-15 kali. Dari jumlah oksigen yng terkonsumsi, 90-95 persen akan diubah menjadi air, sedangkan sisanya dapat berubah menjadi senyawa oksigen reaktif (SOR). Dari hasil penelitian diketahui, beberapa SOR yang terdapat di dalam tubuh adalah radikal bebas.

Dalam jumlah normal SOR bermanfaat bagi tubuh, misalnya untuk membunuh mikrobia patogen dan mengatur pertumbuhan sel. Namun, apabila berlebihan dan pertahanan antioksidan tubuh kurang memadai, maka akan menyebabkan stres oksidatif atau kerusakan jaringan-jaringan tubuh. "Dampaknya memang tidak instan, tapi nanti 10-20 tahun lagi," kata dr.Samuel.

Meskipun tubuh bisa memproduksi antioksidan, namun dr.Samuel menyarankan agar kita mengonsumsi beragam makanan yang mengandung antioksidan, yakni sayur dan buah yang mengandung vitamin A, C, E dan mineral. "Supaya optimal, konsumsi bermacam buah dan sayuran yang beraneka warna," katanya.

Bagi orang yang aktif dan lebih banyak makan di luar, mungkin agak sulit memenuhi kriteria konsumsi berbagai macam sayuran dan buah untuk memenuhi kebutuhan antioksidan yang diperlukan tubuh. Untuk itu Anda bisa menyiasatinya dengan memilih jenis buah atau sayur yang tinggi kandungan antioksidannya.

Sumber Antioksidan Salah satu buah yang terbukti tinggi kandungan antioksidan adalah buah kiwi. Kapasitas antioksidan kiwi terhadap senyawa radikal bebas menempati posisi ketiga tertinggi setelah orange dan anggur merah.   Kiwi mengandung vitamin C dalam jumlah yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin C yang terkandung dalam jeruk, mangga, nanas, pisang, dan apel.

Kandungan vitamin C inilah yang menyebabkan buah kiwi disebut memiliki antioksidan yang kuat. Menurut dr.Fiastuti Witjaksono, Sp.GK dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengonsumsi dua buah kiwi sehari mencukupi lebih dari kebutuhan harian vitamin C untuk orang dewasa. "Vitamin C meningkatkan kemampuan tubuh memerangi infeksi, sehingga tubuh tidak mudah sakit," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com