JAKARTA, KOMPAS.com — Banyak masyarakat di negeri ini yang belum memahami betul perbedaan antara penyakit pengapuran (osteoarthritis) dan pengeroposan (osteoporosis). Maklum, dampak dari kedua penyakit itu memiliki kemiripan, yakni tulang mudah patah. Lebih dari itu, kedua penyakit itu kerap menyerang manusia berusia lanjut.
Namun, secara umum, perbedaan penyakit pengapuran dan pengeroposan tulang terletak pada bagian tubuh yang diserang. Penyakit pengapuran merupakan penyakit degeneratif yang menyerang bagian persendian tubuh, sedangkan osteoporosis menyerang tulang tubuh seseorang.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan osteoporosis sebagai penyakit tulang keropos. Maklum, sebagian besar penderita osteoporosis, massa tulangnya berkurang atau mengalami penyusutan. Sebagai catatan saja, massa tulang terdiri dari kalsium serta senyawa kolagen yang berfungsi ibarat semen bagi tulang.
"Kalau massa tulang berkurang, tulang menjadi tidak padat," ungkap Mulyadi Tedjapranata, Direktur Klinik Medizone, Jakarta.
Akibatnya, tulang menjadi tidak kuat menahan beban berat. Bahkan, benturan ringan sekalipun dapat menyebabkan patah tulang. Itu sebabnya, bagi Anda yang telah berusia lanjut, sebaiknya berhati-hati ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.
Satu di antara tempat aktivitas sehari-hari yang berbahaya bagi penderita osteoporosis adalah kamar mandi. "Orang tua penderita osteoporosis harus hati-hati di kamar mandi. Bila terpeleset, bisa menimbulkan patah tulang, misalkan tulang pinggul," tandas Suhanto Kasmali, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Mediros, Jakarta.
Penanganan penderita penyakit osteoarthritis dan osteoporosis pun berbeda. Untuk antisipasi osteoporosis, sebaiknya menambah jumlah asupan kalsium sejak usia muda, misalnya mengonsumsi susu atau ikan teri. Kadang, suplemen kalsium juga dapat dikonsumsi.
Hanya saja, timpal Mulyadi, konsumsi suplemen dengan dosis tinggi dapat menimbulkan efek samping yang juga berbahaya. Misalnya, akan menyebabkan terbentuknya batu di saluran kemih, serta peningkatan risiko stroke dan serangan jantung. "Berdasarkan hasil penelitian di Selandia Baru, wanita yang mengonsumsi suplemen kalsium secara rutin dalam jumlah banyak terkena stroke dan serangan jantung," kata dia.
Namun, penderita osteoporosis masih dapat melakukan aktivitas fisik, meski dengan beban yang terkontrol alias tidak terlalu berat. Dus, mereka yang mengidap penyakit ini dapat melakukan senam khusus osteoporosis yang bertujuan untuk membiasakan tulang tubuh menahan beban dan penguatan otot.
Selain olahraga ringan, jangan lupa untuk mengonsumsi vitamin yang cukup. Asupan vitamin yang diperlukan bagi penderita osteoporosis, antara lain vitamin D, C, B6, B12, dan folat. Sementara mineral yang dibutuhkan, seperti magnesium dan kalsium.