Kompas.com- Masalah gigi berlubang atau karies gigi dialami oleh hampir 89 persen anak-anak di bawah usia 12 tahun di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kebersihan gigi yang kurang dijaga dan kegemaran mengonsumsi makanan manis dan lengket.
Menurut drg.Zaura Anggraeni, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), rata-rata tiap penduduk memiliki empat gigi berlubang. "Berdasarkan pengalaman sehari-hari biasanya gigi berlubang itu dibiarkan sehingga membusuk. Jadi sudah terlambat saat ke dokter gigi karena infeksinya sudah dalam dan harus dicabut," kata dokter yang disapa Rini ini.
Ia menambahkan, gigi busuk bisa berpengaruh pada kesehatan tubuh keseluruhan. "Kuman-kuman yang berada di lubang gigi bisa ikut aliran darah. Bisa saja tersangkut di katup jantung, pori-pori ginjal, dan masih banyak lagi," ungkap nya.
Pada anak-anak, dijelaskan oleh Prof.drg.Eky S.Soeria Soemantri, Sp.Ortho (K), Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, infeksi pada gigi juga akan mengganggu penyerapan nutrisi.
"Gigi merupakan salah satu dari bagian sistem pencernaan. Bila ada gangguan, maka makanan tidak bisa dikunyah dengan baik sehingga lambung dan usus bekerja lebih keras. Akibatnya penyerapan nutrisi terganggu," paparnya.
Padahal, kerusakan gigi bisa dicegah. "Gigi anak sebaiknya rutin dibersihkan, kebiasaan ini harusnya dimulai pada usia dini," kata Rini. Selain itu hindari makanan bergula yang lengket dan kenyal karena akan menempel pada gigi dan membentuk asam pembusuk yang bisa merusak gigi, apalagi jika tidak disertai dengan kebiasaan menyikat gigi.
Orangtua seharusnya juga mulai mengenalkan anak pada dokter gigi. "Jangan membawa anak ke dokter gigi setelah giginya rusak karena anak akan menjadi takut untuk datang lagi. Ajaklah anak mengenal dokter gigi untuk memeriksakan giginya," saran Eky.
Bulan kesehatan gigi
Eky mengakui bahwa saat ini jumlah dokter gigi yang ada di tanah air belum seimbang. "Di Indonesia ada 21.200 orang dan 1.545 dokter gigi spesialis. "Sekitar 70 persen dokter gigi dan 90 persen dokter gigi spesialis ada di pulau Jawa," katanya.
Untuk itu PT.Unilever Indonesia bekerjasama dengan PDGI dan juga Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia kembali mengadakan Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2011 yang akan berlangsung selama bulan September dan Oktober.
"Tahun 2010 lalu kami bekerjasama dengan 13 Fakultas Kedokteran Gigi di seluruh Indonesia dan menjangkau 20.000 pasien. Tahun ini kami ingin menambah jumlah FKG dan kotanya karena masih banyak rakyat yang perlu perawatan gigi," kata drg.Ratu Mirah Afifah, profesional relationship manager oral care PT.Unilever Indonesia.
Eky menambahkan, setiap tahunnya 60.000 pasien datang ke fakultas kedokteran gigi di seluruh Indonesia untuk melakukan perawatan gigi. "FKG adalah salah satu bagian dari sistem pelayanan kesehatan selain Puskesmas. Masyarakat bisa memanfaatkannya jika merasa tak mampu berobat ke dokter gigi," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.