KOMPAS.com - Bagi Anda para pria yang mengonsumsi obat untuk mengatasi masalah kerontokan rambut tampaknya patut waspada. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menemukan bahwa salah satu obat terkenal yaitu Propecia, yang dirancang khusus untuk mengatasi masalah kebotakan ternyata memiliki efek samping terhadap penurunan gairah seksual.
FDA juga menemukan efek yang sama pada obat merek Proscar, yang biasa digunakan untuk mengatasi masalah pembesaran kelenjar prostat karena ternyata memiliki efek samping terhadap problem seksual.
Dalam temuannya FDA mengungkapkan, dua obat yakni - Propecia untuk memerangi kebotakan pada pria, dan Proscar, untuk mengobati pembesaran prostat - mengandung senyawa kimia yang sama yaitu finasteride. Satu dosis Propecia mengandung 1 miligram finasteride sedangkan satu dosis Proscar mengandung 5 miligram.
Dalam rilis beritanya, FDA mendesak agar Merck (perusahaan pembuat obat kedua obat) memberikan tambahan peringatan pada label kemasan Prospecia yang mencakup peringatan terhadap "gangguan libido, gangguan ejakulasi, dan gangguan orgasme yang dapat terus terjadi setelah penghentian obat."
Sementara pada kemasan obat Proscar, FDA meminta agar dicantumkan peringatan tentang "penurunan libido yang terus setelah penghentian penggunaan obat," kata lembaga pengawas obat dan makanan asal AS itu.
Selain itu, pada label kedua FDA juga meminta agar mencantumkan tentang deskripsi laporan infertilitas pria atau perbaikan kualitas air mani setelah penggunaan obat dihentikan.
"Meskipun hubungan sebab-akibat antara obat dan efek samping ini belum ditetapkan, laporan kasus menunjukkan ada masalah potensial," kata FDA.
Badan itu menambahkan, hanya sebagian kecil orang yang menggunakan obat ini telah mengalami masalah seksual yang merugikan.
FDA percaya bahwa kedua obat itu aman untuk dikonsumsi sebatas penggunaannya disetujui. Temuan ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi untuk pasien dan dokter agar mempertimbangkan informasi baru pada label revisi, ketika harus membuat suatu pilihan pengobatan terbaik.
"Tahun lalu, label kedua obat sudah diubah untuk memperingatkan kemungkinan disfungsi ereksi bahkan setelah menghentikan penggunaan obat," lanjut FDA.