Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2012, 13:37 WIB

KOMPAS.com – Kemampuan motorik atau gerakan penderita Parkinson terbukti membaik secara signifikan setelah mereka terbiasa mengonsumsi pil kafein. Penelitian berskala kecil membuktikannya. Kendati begitu masih ada pertanyaan apakah manfaat yang sama akan diperoleh jika kafein yang diasup berasal dari kopi atau obat-obatan.

 “Terlalu dini untuk mengatakan semua orang seharusnya meminum kopi. Masih perlu penelitian lanjutan untuk membuat perbedaan dari riset sebelumnya,” kata ketua peneliti, Dr. Ronald Postuma, dari Universitas McGill di Montreal.

Kafein pada umumnya memang aman sehingga bisa dicoba untuk beberapa pasien Parkinson yang belum parah atau mereka yang bermasalah dengan kantuk.
Dalam penelitian ini, Postuma dan koleganya menguji secara acak 61 orang penderita Parkinson berusia sekita 60 tahunan. Selama enam minggu mereka diminta mengonsumsi pil dengan kandungan kafein, placebo, dan pil bebas narkoba.
 
Para partisipan meminum 100 miligram kafein saat mereka bangun, kemudian meminumnya lagi setelah makan siang selama tiga minggu pertama. Dosis ditingkatkan hingga 200 miligram diminum dua kali sehari selama sisa waktu penelitian. Sebagai pembanding, secangkir kopi yang diseduh memiliki sekitar 100 miligram kafein, sedangkan 12 ons soda memiliki 30 – 50 miligram kafein.

Setelah masa penelitian usai, tidak ditemukan perubahan berarti untuk masalah kantuk. Tetapi, mereka mengalami perubahan untuk gejala-gejala Parkinson, seperti kekakuan otot dan masalah gerak lainnya. Rata-rata, telah terjadi penurunan gerak sebanyak lima poin dari skala penilaian.
 
"Lima poin pada skala adalah rata-rata, ini untuk mengatakan meraka dalam kondisi sedikit lebih baik dan lebih mudah. Ini memang perubahan kecil namun memiliki efek nyata pada kehidupan masyarakat,” katanya.

Meski demikian, Postuma mengatakan hasil penelitian ini belum menggeser obat utama Parkinson, levodopa. Obat Parkinson ini memiliki tiga sampai empat khasiat lebih besar dari apa yang telah ia temukan.  “Untuk saat ini mungkin penemuan ini belum menjadi jawaban untuk penyakit Parkinson, tetapi ke depan bisa jadi ini solusinya,” ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau