Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2012, 08:29 WIB

KOMPAS.com - Perkembangan layanan medis dalam mendeteksi dan mengobati penyakit tumor otak kini telah banyak mengalami kemajuan. Teknologi di bidang kedokteran modern telah berhasil mengembangkan sejumlah prosedur canggih, mulai dari pembedahan, terapi radiasi hingga kemoterapi yang dapat digunakan, baik secara individual maupun kombinasi.

Di Indonesia, setidaknya ada empat teknik pengobatan dan pemeriksaan yang terbilang baru dalam menangani kasus tumor otak. Empat jenis layanan canggih yang kini sudah tersedia di Tanah Air di antaranya adalah bedah mikroskopik dengan teknik Blue Ray, terapi radiasi RAPID ARC, metode pemeriksaan PET-CT dan metode bedah radiasi dengan gamma knife.

1. Bedah mikroskopik dengan teknik Blue ray

Dr. Made Agus Mahendra Inggas Sp.BS, ahli bedah syaraf dari Rumah Sakit MRCCC Siloam Jakarta mengatakan, teknik Blue Ray ini tergolong baru untuk mengatasi tumor pada otak. Bedah mikroskopik dengan teknik Blue Ray, menurut Made, dapat mengangkat tumor otak lebih banyak daripada pembedahan tanpa Blue Ray. Dengan kemajuan teknik yang diadaptasi dari Jerman ini, maka ketepatan pengangkatan sel tumor semakin tinggi.

Meskipun demikian, Made menggarisbawahi gerak agresif sel tumor yang mudah menyusup ke sel sehat atau fungsi otak lainnya. Dokter harus berhenti mengoperasi sel sehat di otak meskipun bagian tersebut berwarna merah, yang artinya masih terdapat sel tumor pada otak.

Cara kerja teknik ini diawali dengan empat jam sebelum operasi, pasien akan meminum obat berbentuk serbuk yang dicampur air. Ketika pasien siap dioperasi, cairan yang diminum pasien tadi akan berpendar dan terlihat lewat lensa mikroskop. Apabila terdapat sel tumor, maka cairan ini akan berwarna merah di bawah lensa mikroskop dan berwarna biru jika bukan tumor.

2. Terapi radiasi RAPID ARC

Spesialis Radiologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. Fielda Djuita mengatakan, selain melalui cara bedah, pasien tumor otak dapat melakukan pengobatan dengan terapi radiasi. Dahulu, terapi seperti ini memakan waktu lama sekitar 30 menit sampai 1 jam per sesi penyinaran. Penyinaran juga hanya dilakukan dari 2 -4 sudut saja sehingga mengakibatkan sel atau jaringan sehat turut terkena radiasi.

Kini, dengan teknologi baru radiasi terapi RAPID ARC, maka penyinaran bisa dilakukan 4 menit saja dan dilakukan dari 360 sudut. Banyaknya sudut penyinaran ini membuat target tumor lebih tepat. Tubuh pasien juga dilindungi dengan perlengkapan khusus agar tidak terpapar sinar radiasi.

3. Metode pemeriksaan PET - CT

Dr. Basuki Hidayat, SpKN, ahli pengobatan dengan teknologi nuklir dari RS MRCCC Siloam Jakarta menjelaskan, PET singkatan dari Positron Emission Tomography (PET). Ini adalah pemeriksaan non invasif yang dapat menggambarkan fungsi metabolisme molekuler dari tubuh pasien secara tiga dimensi dengan menggunakan cairan radiofarmaka FDG (Fluorodeoxyglucose).

PET scan dengan radiofarmaka FDG akan mendeteksi aktivitas metabolik dari sel-sel tubuh, seperti sel-sel kanker yang mempunyai aktivitas metabolik berlebih. Bila PET memberi informasi metabolik molekuler, CT atau x-ray Computed Tomography akan memberikan informasi anatomi. Penggabungan keduanya menjadi satu perangkat akan memberikan kelengkapan informasi.

Dengan penggabungan ini, dokter dapat menentukan tingkat keganasan kanker pada pasien, menentukan penyebaran dan tingkatan stadium secara lebih efektif dan akurat. Dokter juga lebih cepat merekomendasikan perencanaan terapi kepada pasien sesuai kebutuhannya, menilai kekambuhan yang dapat diketahui sejak awal, membantu membedakan manakan tumor ganas dan tumor jinak, serta menentukan lokasi biopsi dan radiasi secara tepat dan akurat.

4. Metode bedah radiasi dengan gamma knife

Dr. Lutfi Hendriansyah, MD, ahli bedah syaraf dari Gamma Knife Center Indonesia Siloam Hospital mengatakan penanganan tumor otak, terutama yang berukuran kecil, tak harus ditangani dengan pembedahan terbuka. Penyakit itu dapat diatasi dengan teknologi gamma knife berbasis sinar radiasi.

Metode ini tidak membutuhkan pembukaan tempurung otak, tidak perlu sayatan kulit kepala dan bius umum. Gamma Knife, menurutnya, lebih cocok untuk pengibatan tumor ganas atau jinak yang bervolume maksimum 30 cc atau 4 sentimeter. Teknologi itu memungkinkan radiasi terfokus akurat pada target tertentu yang telah ditandai sehingga tak menyebar mengenai sel sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau