Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2012, 14:44 WIB

KOMPAS.com - "Matampuk Bu?" Tanya saya kepada seorang pasien ketika sedang melakukan USG pada daerah abdomennya yang kelihatan sedikit membesar. Kemudian, tidak saya sangka, tiba-tiba pasien kelihatan ketawa. Anak pasien yang mendampinginya juga ketawa agak keras, sambil menimpali, "masak dokter, Ibu saya umurnya sudah lebih dari 70 tahun, kan sudah nenak-nenek, mana bisa hamil. Lagi pula dokter, bapak juga sudah tidak ada"...... "Hahahaha," sambil ketawa lebar saya jawab, "mabonga bu" - kebetulan pasien ini keturunan bugis. Mabonga atinya bercanda, sedangkan matampuk artinya hamil...... "Tapi,  zaman sekarang ini banyak yang aneh bu, nenek-nenek juga bisa hamil, anak gadis yang belum punya suami juga bisa melahirkan", ujar saya lagi sambil tetap ketawa

Ibu ini sejak mulai masuk kamar praktek kelihatan sangat kaku sekali, jangankan senyum atau ketawa, ngomongpun sangat irit, kadang-kadang waktu "anamnesis", tanya-jawab sehubungan dengan keluhannya, yang menjawab adalah anaknya. Tentu saja, saya sedikit mengalami kesulitan mengorek keluhan-keluhan yang sebetulnya dirasakan oleh pasien. Atau, barangkali seperti yang sering terjadi dalam ruang periksa dokter, Ibu ini takut dengan saya atau khawatir dengan penyakitnya.

Tetapi, Alhamdulillah setelah saya pancing dengan sedikit humor tadi, komunikasi saya dengan pasien tadi jadi lebih mudah. Dan, ini juga kelihatan pada raut mukanya yang berubah sama sekali, wajahnya jadi kelihatan seperti orang yang sangat sehat. Saya yakin, bila tekanan darahnya diukur kembali, pasti  lebih rendah, begitu juga denyut nadinya. Sakit kepalanya juga mungkin sudah mereda.

Tidak berapa lama setelah Ibu ini keluar, seorang pasien lain, Tuan S, usia sekitar 80 tahun, pasien langganan saya sejak lebih dari 10 tahun lalu masuk ruang praktik. Seperti biasa, mulai dari pintu masuk, pasien ini pasti sudah menebar senyum dan tawanya. "Sun dulu, sun dulu dokter"  kata pasien ini sambil menyodorkan ke dua pipinya sebelum beliau duduk. Suasana cair, menyenangkan selalu mewarnai waktu konsultasi dengan Tuan S ini. Selalu saja ada guyonan-guyonan ringan yang dapat memancing saya tertawa..... Dan,  suatu ketika saya pernah menanyakan, kenapa sih kelihatannya bapak sangat suka humor, ketawa? "....... "Lho,dokter, terawa itu kan tidak berdosa,  maling baru...... dan , bila  tidak begitu  mungkin jantung saya sudah berhenti berdetak dokter, saya sudah mati kemaren-kemaren. Lalu dokter, kalau saya banyak humor, ketawa,  stress saya seperti reda, tidur saya jadi lebih enak, nyeri pada lutut dan pinggang juga berkurang dokter," cerita pasien ini sambil tetap teretawa.

Ketawa, menurut penelitian dapat menurunkan kadar hormos stres, mengurangi risiko peradangan pada dinding pembuluh darah, sehingga mengurangi risiko Anda mengalami serangan jantung, hipertensi, stroke. Penelitian pada penderita kanker stadium lanjut menunjukkan bahwa mereka yang mempuntai rasa humor tinggi, yang banyak ketawa, lebih toleran terhadap rasa nyeri. Nyeri yang sering dirasakan pada pasien Ankylosing Spondylitis (kekakuan pada tulang belakang) mereda setelah pasien menonton tayangan komedi yang dapat memancing ketawa selama 10 menit, dan selama 2 jam setelah itu pasien dapat tidur nyenyak tanpa keluhan nyeri.

Hormon endorphin yang membuat anda bahagia, senang, rileks, juga akan melimpahi aliran darah anda bila anda banyak senyum, ketawa. Sehingga anda tidak perlu lagi menambahnya  dari luar dengan meyuntikkan morfin misalnya

Humor yang memancing ketawa, ibarat Virus dia akan menular ke sekelilingnya, tidak hanya menular, tapi juga merubah suasana. Situasi-situasi emosional yang dapat meledakkan amarah dapat dijinakkan oleh tawa dan humor. Bila anda ketawa, suasana yang tegang, mencekam, tidak menyenang akan cair, hubungan-hubungan anda akan semakin baik, anda akan kaya dengan teman.

Begitu banyaknya manfaat humor, senyum, ketawa, sehingga kalau ini dapat dikemas dalam bentuk sebuah pil, barangkali akan menjadi resep terlaris sepanjang masa. Sayang, semakin tua kita semakin jarang ketawa. Waktu bayi kita ketawa ratusan kali setiap harinya, setelah dewasa kita ketawa mungkin hanya dalam hitungan jari.  Kita lebih sering mengumbar marah daripada menebar senyum, ketawa.  Ketawa menjadi barang langka, sementara marah ada di mana-mana sekarang. Padahal marah itu dapat membunuh Anda, sementara ketawa menyehatkan, memperpanjang umur Anda

Oleh karena itu, jadilah orang yang bijak dalam melihat dunia yang luas dan tidak pernah diam ini. Banyak kejadian yang penuh dengan kelucuan yang seharusnya dapat memancing kita ketawa. Jangan pula  terlalu menuntut kesempurnaan dalam hidup ini, terhadap diri Anda sendiri atau siapa saja.  Ketika Anda lupa di mana menyimpan kacamata, gigi palsu Anda, atau risleting celana Anda terbuka, Anda tidak perlu kecewa, marah, memaki, tapi tertawakanlah, itu lebih menyehatkan.

Sisihkan sedikit waktu Anda menikmati video, acara TV yang humoris. Bacalah komik, anekdot-anekdot lucu yang dapat memancing Anda ketawa. Dan, ingatlah kelucuan-kelucuan yang Anda alami, kemudian  tertawakanlah diri Anda sendiri, asal jangan menertawakan orang lain. Dan, yang lebih penting lagi, itu tidak berdosa, tetapi menyehatkan dan Anda jadi awet muda, seperti saya....."Hahahahahahaha!"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau