Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2012, 08:49 WIB

KOMPAS.com - Malam puncak penganugerahan Srikandi Award 2012  telah berlangsung Selasa (18/12/2012) di Jakarta. Acara tahunan yang sudah berjalan sejak 2009 ini bertujuan memberi apresiasi kepada sosok-sosok bidan inspirasional yang telah mengabdikan diri bagi masyarakat, khususnya dalam upaya mempercepat keberhasilan Millennium Development Goals (MDGs) khususnya poin 1, 4, dan 5 yaitu menurunkan angka gizi kurang dan gizi buruk, angka kematian bayi/balita, dan meningkatkan derajat kesehatan ibu.

Tiga bidan inspirasional telah terpilih untuk memenangkan penghargaan terbaik pada Srikandi Award 2012.  Mereka adalah bidan Sunarti untuk kategori inisiatif pemberdayaan pangan dan ekonomi lokal, Bidan Rahmi untuk kategori inisiatif peningkatan kesehatan anak, dan Bidan Siti Kholifah untuk kategori inisiatif peningkatan kesehatan ibu.

Sebelum terpilih sebagai pemenang, para bidan menjalani serangkaian tahapan dengan tahap penjurian yang cukup ketat. Dimulai dari mengirimkan proposal program yang apabila disetujui maka para bidan menjalani Pos Bhakti Bidan, yaitu program yang dijalankan bersama dengan tokoh dan anggota masyarakat di daerah tempat tinggal bidan untuk mengupayakan tercapainya percepatan MDGs. Tujuan kebersamaan dengan masyarakat dalam menjalani program ini yaitu agar terciptanya sinergi sehingga program pun dapat terus berlanjut.

"The Silent Hero"
Para bidan adalah The Silent Hero. Mereka adalah pejuang sosial yang senantiasa membaktikan diri mereka pada masyarakat. Membantu ibu sejak masa perencanaan kehamilan, saat masa kehamilan, melahirkan serta terus mendampingi hingga ibu dapat membesarkan anaknya merupakan tugas mulia bidan. Selain itu bidan juga memberikan informasi kesehatan bagi masyarakat luas dan turut berjuang memberdayakan masyarakat di bidang ekonomi untuk menunjang kesehatan mereka.

Dengan tugas-tugas mulia ini, bidan tentunya merupakan sosok inspirasional. Permasalahan unik di daerahnya menjadi dasar bidan melakukan upaya-upaya inovatif yang dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Maka itulah, dibutuhkan kejelian para bidan untuk merumuskan permasalahan. Seperti Bidan Kasriyatun yang menjadi Juara II Kategori inisiatif peningkatan kesehatan ibu. Ia melihat permasalahan banyaknya keguguran serta anak yang dilahirkan dengan keterbelakangan mental di daerahnya, Desa Bangsalrejo, Pati, Jawa Tengah.

Hal ini disebabkan kurangnya konsumsi garam beryodium. Ironisnya, desa Bangsalrejo merupakan salah satu wilayah di Indoensia dengan ladang garam dan banyak memiliki pabrik pengolah garam. Dengan melihat masalah itu pun, Kasriyatun berinisiatif untuk memberikan penyuluhan mengenai pentingnya yodium bagi kesehatan, juga secara khusus pada ibu hamil. Ia juga melakukan penyaringan melalui palpasi gondok. Tidak hanya itu, Kasriyatun pun mengajak warga untuk mengolah sendiri garam dengan kadar yodium yang mencukupi.

Melalui Srikandi Award, diharapkan para bidan di Indonesia terinspirasi untuk melakukan hal-hal serupa sesuai dengan permasalahan yang ada di daerahnya. Corporate Affairs and Legal Director PT Sarihusada Yeni Fatmawati mengungkapkan kebanggaannya kepada para bidan yang telah ikut berpartisipasi dalam Pos Bhakti Bidan. Ia juga mengharapkan, tahun depan peserta acara ini lebih banyak lagi dengan distribusi yang lebih luas. "Tahun ini masih 18 propinsi yang ikut, diharapkan tahun depan bisa seluruh propinsi di Indonesia ikut serta, bahkan hingga Papua," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau