TANYA :
Saya adalah ibu dua anak. Anak pertama saya sudah berusia hampir 8 tahun. Saya baru saja melahirkan anak kedua. Anak pertama saya hanya mendapatkan ASI 2 bulan karena saat itu saya bekerja dan saya tidak berencana memberikan ASI ekslusif. Untuk anak kedua saya, saya berencana memberikan ASI eksklusif. Awalnya ASI sangat sedikit tetapi saya membaca beberapa artikel yang menyarankan untuk memberikan ASI secara langsung kepada bayi. Akhirnya ketika bayi saya berusia 1 bulan ASI mulai lebih lancar walaupun tidak berlebih.
Tetapi ada waktu 1 hari ketika saya sibuk sekali sehingga saya tidak bisa memberikannya secara langsung kepada bayi saya. Dan besoknya saya melihat produksi ASI menurun drastis. Yang biasanya bisa menghasilkan 90-100 ml sekali pompa menjadi hanya 30 ml sekali pompa. Ketika saya terus memberikan ASI secara langsung kepada bayi saya, saya hanya melihat ASI keluar di 3 menit pertama (saya melihat cairan putih saat bayi menghisap).
Setelah itu, tidak ada lagi cairan putih yang nampak dan akhirnya bayi saya hanya "ngempeng". Akhirnya, mau tidak mau saya stres dengan kondisi ini. Pertanyaan saya : 1. Mengapa ASI bisa secepat itu menurun drastis padahal saya makan dalam jumlah yang kurang lebih sama dan minum lebih dari 4 liter sehari? 2. Apa yang harus saya lakukan supaya produksi ASI meningkat lagi mengingat saya juga mengkonsumsi suplemen untuk memperlancar ASI berdasar resep dokter. Terima kasih sebelumnya untuk jawaban dan perhatiannya.
(Melisa, 35, Surabaya)
JAWAB :
Salam Kenal ibu Melisa,
Salut kepada ibu yang berusaha tetap menyusui meskipun saat ini sedang mengalami penurunan produksi ASI. Yuk mari kita sama-sama telusuri mengapa dan bagaimana kita bisa menaikkan kembali produksi ASI ibu dan buah hati ibu dapat menyusu kembali seperti semula.
Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang jumlahnya ditentukan oleh seberapa banyak dan sering ASI dikeluarkan dari payudara ibu, baik dengan menyusui atau memerah ASI. Sehingga apabila ASI jarang dikeluarkan dengan sendirinya produksi ASI akan menurun.
Perlu diketahui juga bahwa hasil yang diperah belum tentu mencerminkan hasil yang bisa dihisap bayi secara langsung. Kekhawatiran melihat hasil perahan juga dapat menimbulkan berkurangnya hormon oksitosin yang bertugas membantu mengalirkan ASI. Hal ini dipengaruhi suasana hati ibu, jika senang, nyaman dan percaya diri dengan menyusui maka jumlah ASI yang dialirkan akan lebih lancar, dan jika ibu merasa khawatir, tidak nyaman, takut, kesakitan akan menurunkan aliran ASI.
Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan yang dapat meningkatkan produksi ASI adalah melakukan memperbanyak kontak kulit antara ibu dan bayi serta mempersering menyusui dan memerah ASI. Jumlah makanan dan minuman yang dimakan ibu serta penggunaan suplemen penambah produksi ASI tidak memiliki pengaruh yang bermakna dalam meningkatkan produksi ASI.
Dalam proses mengembalikan produksi ASI seperti semula kita juga perlu memantau kecukupan ASI yang diperoleh buah hati dengan mengamati frekuensi buang air kecil yaitu paling tidak >6x/hari serta kenaikan berat badan yang sesuai kurva pertumbuhan WHO.
Pendampingan oleh konselor laktasi akan membantu ibu dalam proses mengembalikan produksi ASI, di Surabaya ibu dapat didampingi oleh Konselor Laktasi dari AIMI Jawa Timur yang dapat dihubungi di 087855575040.
Semoga dapat membantu
Salam ASI,
dr. Astri Pramarini, IBCLC
(Ketua AIMI Jawa Timur)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.