KOMPAS.com- Perasaan cemas adalah reaksi alami yang muncul ketika seseorang menghadapi situasi yang dianggap mengancam atau menakutkan.
Dalam kondisi seperti itu, seseorang akan merasa khawatir dan mempersiapkan diri menggunakan berbagai cara sebagai perlindungan terhadap ancaman tersebut.
Jika berada dalam tingkat yang wajar, kecemasan ini justru berperan penting sebagai mekanisme pertahanan tubuh.
Baca juga: Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Cemas Berlebihan?
Namun, bila rasa cemas berlangsung terus-menerus, terasa berlebihan, semakin parah, atau sampai mengganggu diri sendiri maupun orang lain, serta memengaruhi aktivitas harian dan pekerjaan, maka kondisi ini dapat berkembang menjadi gangguan mental yang dikenal sebagai gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Diperkirakan sekitar 4 persen populasi dunia mengalami gangguan ini, tetapi hanya 25 persen di antaranya yang mendapatkan penanganan medis.
Rendahnya angka penanganan ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang gangguan kecemasan, kesadaran yang rendah bahwa gangguan ini bisa diobati, keterbatasan tenaga dan fasilitas kesehatan, serta stigma sosial yang masih melekat.
Hingga saat ini, penyebab pasti gangguan kecemasan belum dapat dipastikan. Namun, beberapa faktor yang diduga berperan antara lain faktor genetik, ketidakseimbangan zat kimia dan hormon di otak, perubahan pada bagian otak seperti amigdala, serta pengalaman stres atau trauma psikologis.
Berikut ini beberapa jenis gangguan kecemasan:
-Generalized anxiety disorder (GAD) atau gangguan kecemasan menyeluruh, yang merupakan jenis paling umum.
-Panic disorder
-Fobia spesifik (Specific Phobias)
-Gangguan kecemasan sosial (Social Anxiety Disorder)
-Gangguan stres pascatrauma (Post-traumatic Stress Disorder)
-Gangguan obsesif-Kompulsif (Obsessive-compulsive Disorder)
-Selective mutism
Baca juga: 3 Teknik Pernapasan yang Tepat untuk Menghilangkan Cemas Berlebihan