Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2013, 15:32 WIB

KOMPAS.com  Menurut sebuah studi besar, autisme, attention deficit-hyperactivity disorder (ADHD), gangguan bipolar (GB), depresi, dan skizofrenia memiliki keterkaitan pada beberapa faktor risiko genetika atau keturunan. Versi dari empat gen tertentu meningkatkan kemungkinan menderita lima gangguan ini.

Para peneliti mengharapkan temuan ini dapat membantu para psikiater untuk lebih mengerti hal paling mendasar pada penyebab gangguan di otak.

Studi yang dimuat dalam jurnal medis Lancet ini membandingkan kode genetik dari sekitar 33.000 orang dengan gangguan mental dengan 28.000 orang tanpa gangguan mental. Studi internasional ini menemukan empat varian gen yang dapat meningkatkan risiko dari kelima gangguan mental. Dua gen terlibat dalam keseimbangan kalsium di otak.

Memang, ratusan gen dan lingkungan mungkin memiliki efek pada terjadinya gangguan mental, tetapi perkembangan ilmu genetika psikiatri yang berkembang dengan cepat mencoba menjelaskan dasar mengapa kondisi ini dapat terjadi.

"Penemuan ini menandakan adanya cara baru yang potensial di bidang psikiatri dan gangguan mental. Ini adalah metode ilmiah yang membantu memahami apa yang salah di otak, zat kimia, sistem otak, yang berpengaruh terhadap berbagai macam penyakit," ujar salah satu peneliti Nick Craddock, seorang profesor psikiatri di Universitas Cardiff.

Hal senada juga diungkapkan Gerome Breen, dari Institute of Psychiatry di King College London. "Studi ini memberikan sentuhan biologi terhadap diagnosis gangguan mental, itu benar-benar berharga," ujarnya.

Marjorie Wallace, pejabat eksekutif di Mental Health Charity Sane, mengatakan bahwa temuan ini menyoroti kebutuhan memahami faktor-faktor genetik dan biologis dari kondisi mental agar dapat ditemukan pengobatan dan terapi yang lebih efektif.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com