Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2013, 10:03 WIB

KOMPAS.com - Rapi tidaknya gigi seorang anak sangat dipengaruhi oleh kondisi gigi susunya. Gigi susu yang terawat baik menjadi bekal bagi pertumbuhan gigi permanen anak kelak.

Salah satu fungsi gigi susu adalah membantu asupan gizi anak. Jika gigi susu rusak anak menjadi malas makan, rewel, sehingga konsenstrasinya dalam belajar menurun.

Gigi susu yang tidak dirawat sehingga berlubang dan tanggal sebelum waktunya akan menyebabkan gigi permanen tumbuh tidak rata. Akar gigi yang tertinggal juga menyebabkan gigi tetap yang akan erupsi (keluar) menjadi tertahan sehingga gigi tumbuh bukan di tempat semestinya, melainkan berada di depan, mundur, atau disamping (gingsul) dari yang seharusnya.

"Jika gigi susu anak copot secara utuh, anak memang tidak perlu dibawa ke dokter gigi. Tapi kalau masih ada akar tertinggal, jangan dibiarkan. Bawalah ke dokter gigi agar tidak ada akar yang mati dan tertinggal," kata Ketua Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Pusat drg.Zaura Rini di Jakarta, Senin (18/3/2013) .

Oleh karena itulah, menjaga kebersihan gigi dengan cara menyikat gigi dua kali sehari harus dimulai sejak bayi. "Bahkan sebelum giginya tumbuh," tegas drg. Rini.

Pada bayi, mulut dan gusi sebaiknya dibersihkan dengan kapas yang dicelup air hangat setelah bayi disusui atau meminum susu formula. Kebiasaan menyusui bayi sampai tertidur juga tidak disarankan.

"Meski ASI, tetap saja ada laktosanya. Kalau tertinggal di dalam mulut akan menyebabkan fermentasi sehingga bisa merusak gigi. Apalagi susu formula, wajib dibersihkan giginya," paparnya.

Faktor genetik

Selain perawatan gigi susu, kerapihan gigi tetap pada anak juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Karena itu tak jarang ada anak yang kondisi gigi susunya baik namun gigi tetapnya berjejalan.

"Biasanya disebabkan karena ketidaksesuaian antara ukuran rahang atau gusi dengan gigi. Kalau rahangnya kecil sementara ukuran gigi besar-besar maka gigi jadi bertumpuk-tumpuk," katanya.

Selain membuat gigi tidak rapi, hal tersebut juga bisa menyebabkan bentuk muka menjadi tidak sempurna. "Kalau sudah begini maka diperlukan perawatan ortodonti supaya fungsi gigi lebih optimal," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau