Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2013, 06:42 WIB

Jakarta, Kompas - Malaria masih menjadi ancaman bagi penduduk Indonesia. Saat ini, 70 persen kasus malaria terdapat di wilayah Indonesia timur. Satu-satunya daerah bebas malaria adalah Kepulauan Seribu.

Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan Andi Muhadir, Selasa (23/4), di Jakarta, memaparkan, tahun 2010 jumlah kasus malaria positif di Indonesia 465.764 kasus dengan annual parasite incidence (API) 1,96 per 1.000 penduduk. Tahun 2012, turun menjadi 417.819 kasus (API 1,69 per 1.000 penduduk).

Wilayah dengan API tinggi, antara 1-5, tersebar di Indonesia timur. Di wilayah Indonesia tengah dan barat, angka API di bawah 1 per 1.000 penduduk.

”Sebenarnya dari tahun ke tahun, API kita turun. Tapi sejak 2010-2012, tidak banyak penurunan kasus. Indonesia timur yang terdiri dari kepulauan, perbatasan, serta terpencil membuat daerah itu sulit diakses,” kata Muhadir. Wilayah endemik malaria di Indonesia timur tersebar di 84 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk berisiko 16 juta orang.

Muhadir mengatakan, tahun 2015 diharapkan eliminasi malaria dapat dilakukan di Jawa, Aceh, dan Batam. Tahun 2020, eliminasi ditargetkan di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun eliminasi di Papua, Papua Barat, dan Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara tahun 2030.

Upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah antara lain membagikan kelambu berinsektisida kepada ibu hamil dan bayi serta memberikan pengobatan dengan artemisinin based combination therapy (ACT). Selain itu, juga dilakukan pemberdayaan masyarakat dengan pembentukan pos malaria desa. Kini jumlahnya 1.325 buah.

Bebas malaria

Berdasarkan survei tim eliminasi malaria nasional, saat ini baru Kepulauan Seribu yang telah bebas malaria. Syarat sebuah daerah bebas malaria adalah API di bawah 1 per 1.000 penduduk dan tidak terdapat kasus malaria pada penduduk lokal yang tidak pernah bepergian selama tiga tahun berturut-turut.

Selain itu, ada pengamatan ketat terhadap keluar-masuknya penduduk di wilayah tersebut. Sertifikat bebas malaria akan diberikan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada peringatan Hari Malaria Sedunia tahun 2013, 25 April di Jakarta.

Kepala Puskesmas Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Susilowati menuturkan, tahun 2001, terjadi kejadian luar biasa (KLB) malaria di beberapa pulau. Saat itu tercatat 427 jumlah kasus malaria positif dan 10 persen meninggal.

”Kami belum bisa menjalankan tata laksana penanganan malaria karena belum dapat pelatihan. Komunikasi dan transportasi belum seperti sekarang,” katanya. Setelah pelatihan, upaya pengendalian malaria dilakukan dengan pemetaan terhadap laguna yang berpotensi bagi perkembangbiakan malaria. Mereka membuat sodetan agar air tidak tertampung di laguna.

Juru Malaria Desa dari Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jalaludin, mengatakan, survei migrasi malaria dilakukan seminggu sekali. Tugasnya memeriksa laguna, empang, dan sumur.

”Kami memantau pengunjung dari daerah endemik berkoordinasi secara lintas sektor,” katanya. Prosedur periksa darah diberlakukan bagi pengunjung dari daerah endemik.

Kepala Subdinas Kesehatan Kepulauan Seribu Adji Kurnianto menambahkan, upaya tetap dipertahankan meskipun Kepulauan Seribu telah bebas malaria. (DOE)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau