Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2013, 08:23 WIB

KOMPAS.com — Bakteri yang diberi julukan "mimpi buruk" karena kebal pada antibiotik serta membunuh separuh dari yang terinfeksi menyebar di hampir 200 rumah sakit dan panti jompo di Amerika Serikat.

Menurut pusat pencegahan dan pengendalian penyakit AS (FDA), sekitar empat persen rumah sakit dan 18 persen panti jompo telah mengobati sedikitnya satu pasien yang terinfeksi bakteri Carbapenem Resistant Enterbacteriaceae (CRE) pada kurun waktu 6 bulan pertama di tahun 2012.

"CRE adalah bakteri mimpi buruk. Antibiotik yang paling kuat pun tidak mempan dan pasien terkena infeksi yang sulit diobati. Dokter, rumah sakit, dan pejabat kesehatan harus bekerja sama untuk melaksakanan strategi deteksi dan pencegahan infeksi," kata Dr Thomas Frieden.

Baca juga: Nestapa Pemain Sirkus OCI Taman Safari: Dirantai, Disetrum, hingga Dipisahkan dengan Anak

Meski begitu, menurut Frieden, saat ini ada kesempatan untuk mencegah penyebaran bakteri tersebut. "Kita hanya memiliki kesempatan terbatas untuk menghentikan infeksi ini dari penyebaran di komunitas dan menyebar ke organisme lainnya," katanya.

CRE terdapat dalam famili lebih dari 70 bakteri yang disebut enterobacteriaceae, termasuk Klebsiella pneumoniae dan E coli, yang lazimnya hidup di saluran pencernaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa jenis bakteri tersebut menjadi kebal pada antibiotik generasi terbaru yang dikenal sebagai carbepenems.

Baca juga: Ramai soal Uang Kertas Biru tapi Nominal Rp 5.000, Bagaimana Tanggapan BI?

Para ahli mengaku khawatir dengan cepatnya penyebaran bakteri ini yang tentu membahayakan hidup pasien dan orang sehat. Misalnya saja, dalam 10 tahun, CDC menemukan satu CRE dari tempat pelayanan kesehatan yang sama dengan tempat lain di 42 negara bagian.

"Sangat mengkhawatirkan jika bakteri ini resistan karena kelompok bakteri tersebut sangat umum," kata Dr Marc Siegel, dari NYU Langone Medical Center.

Kebanyakan pasien yang terinfeksi CRE adalah mereka yang tinggal lama di rumah sakit atau panti jompo. Bakteri ini menginfeksi sirkulasi darah pasien dan dengan mudah menyebar antarpasien lewat tangan para petugas kesehatan. Selain itu, bakteri ini juga mentransfer kekebalan mereka terhadap antibiotik kepada bakteri lain dalam tipe yang sama.

Menurut Siegel, masalah tersebut berawal dari penggunaan berlebihan antibiotik. "Yang diperlukan untuk mengatasi kondisi ini adalah antibiotik generasi baru, tetapi perusahaan farmasi tidak berminat mengembangkannya," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau