Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2013, 10:42 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com — Nikotin telah diketahui bertahun-tahun sebagai "kambing hitam" sifat adiksi dari rokok. Namun, sebuah studi baru dari Selandia Baru menemukan, nikotin bukan satu-satunya penyebab adiksi dari rokok. Percobaan pada tikus membuktikan hasil temuan ini.

Penelope Truman, salah satu peneliti dari Institute of Environmental Science and Research (ESR), mengatakan, studi ini menunjukkan bahwa tikus lebih tertarik untuk mengonsumsi tembakau tanpa nikotin dibandingkan dengan tembakau dari rokok buatan pabrik pada umumnya yang mengandung nikotin.

Truman bersama peneliti lain dari Victoria University mengukur bagaimana tikus mau menekan tuas untuk sejumlah garam yang sudah dicampur dengan tembakau tanpa dan dengan nikotin. Hasilnya, tikus lebih tertarik untuk menekan tuas tanpa nikotin.

Hal ini membuat para peneliti berpendapat, ada substansi di luar nikotin yang membuat tikus ketagihan mengonsumsi tembakau.

"Komponen non-nikotin berperan dalam adiksi tembakau. Bahkan mungkin beberapa produk tembakau dapat disalahgunakan lebih parah, terlepas dari kadar nikotinnya," ujar Truman.

Senyawa kimia lainnya dalam tembakau, imbuh dia, membuat lebih sulit untuk lepas dari adiksi tembakau. Hal ini bisa menjadi bukti bahwa senyawa tersebut bahkan lebih adiktif daripada nikotin itu sendiri.

Sementara itu, Direktur Auckland Univerity's National Institute of Health Innovation, Chris Bullen, berpendapat, keberadaan senyawa selain nikotin mungkin dapat meningkatkan adiksi terhadap tembakau. Namun, bukan berarti tanpa nikotin, konsumsi tembakau bisa membuat ketagihan.

Hal ini dapat menjelaskan kenapa terapi penggantian nikotin bisa tidak seefektif yang diduga. Contohnya, sebuah studi pernah menyimpulkan, hasil terapi penggantian nikotin untuk menghentikan merokok tidak berbeda signifikan dengan hasil terapi berhenti merokok lainnya.

Para peneliti menyimpulkan, studi baru tersebut mungkin dapat menjadi dasar perbaikan efisiensi terapi berhenti merokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Health

Puasa Intermiten 4:3 Efektif Turunkan Berat Badan

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Nunggu Beduk Magrib Lebih Berwarna, DANA Hadirkan NGABUBURICH dengan Hadiah hingga Rp 850 Juta

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Health

5 Superfood untuk Lindungi Tubuh dari Efek Berbahaya Mikroplastik

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Cek fakta

[KLARIFIKASI] Tidak Benar AC Masjid Meledak dan Tewaskan 20 Orang, Simak Faktanya

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

40 Balasan Ucapan Selamat Idul Fitri Biar Tak Hanya Jawab “Sama-sama”

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Cek fakta

INFOGRAFIK: Hoaks Subsidi Elpiji 3 Kg Akan Diganti Bantuan Uang, Simak Faktanya

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Agar Khusyuk Ibadah dan Anti-Boros, Siapkan Jadwal Imsakiyah dan Bijak Rencanakan Keuangan

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 4 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 5 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Money

Ramai Isu Gaji PNS Naik 16 Persen di 2025, Ini Penjelasan BKN

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Bola

Jadwal Timnas U17 Indonesia Vs Afghanistan, Misi Sapu Bersih Garuda Asia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Respons Ahmad Dhani Saat Dinasihati Yuni Shara untuk Jaga Perilaku

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Harga Emas Hari Ini, 9 April 2025: Antam, UBS, dan Galeri 24 Kembali Menguat

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Profil Surya Sahetapy, Putra Ray Sahetapy yang Berprofesi Dosen di Amerika

api-1 . POPULAR-INDEX

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Usai Kenakan China Tarif 125 Persen, Trump Sanjung Xi Jinping
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau