Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/12/2013, 15:06 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber dailymail
KOMPAS.com - Penghujung tahun merupakan waktu yang tepat untuk melakukan perayaan. Apalagi di saat-saat ini biasanya orang terlepas sejenak dari rutinitas seperti sekolah ataupun bekerja, sehingga lebih mudah menemui sanak saudara. Kendati demikian, sebuah studi baru menemukan, penghujung tahun justru menjadi puncak laju kematian. Meski belum diketahui sebabnya, stres diduga sebagai pemicunya.

Fenomena ini berlangsung sejak akhir tahun 70-an, ketika para peneliti mulai untuk melihat laju kematian yang terjadi sepanjang tahun. Mereka menemukan, laju tertinggi kematian ada pada hari Natal, boxing day (satu hari setelah Natal), dan tahun baru.

Laju kematian yang tinggi itu terjadi pada segala usia dari mulai orang usia lanjut, orang dewasa, ataupun dewasa muda, tapi tidak pada anak-anak. Penyebabnya meliputi permasalahan sirkulasi, penyakit pernapasan, dan kanker.

Studi asal Inggris tersebut mengungkap, kematian umumnya terjadi pada orang yang dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan gawat darurat. Dalam kondisi ini, kematian jauh lebih banyak terjadi pada hari-hari di penghujung tahun dibandingkan dengan hari-hari biasa.

Ketua penelitian David Phillips, profesor sosiologi, mengatakan, penyebab laju kematian di penghujung tahun lebih tinggi belum diketahui penyebab pastinya. Namun ada beberapa teori yang mendukung temuan itu.

"Sebagian orang percaya di penghujung tahun tingkat stres meningkat. Inilah mungkin yang memicu penyakit pada mereka. Perubahan rutinitas mungkin bisa jadi penyebab dari stres tersebut," ujarnya.

Andrew Meacham, penulis berita kematian mengatakan, kematian seseorang juga dapat mempengaruhi pasangannya. Kebanyakan, kabar kematian pasangannya akan memicu kematian seseorang.

"Saya banyak menulis berita kematian seseorang yang beberapa waktu setelahnya mungkin dalam hitungan jam, hari, minggu, atau bulan, pasangannya juga meninggal. Ini menunjukkan adanya korelasi antara tubuh dan pikiran di sini," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau