Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bengkak Anak Tak Kunjung Sembuh, Waspada "Limfoma Burkitt" 

Kompas.com - 16/02/2014, 20:28 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com
– Penyakit kanker masih menjadi momok bagi banyak orang. Siapa pun takkan pernah membayangkan akan menderita penyakit ini.  Apalagi bila kanker dialami pada usia yang sangat belia tanpa diawali gejala tertentu.  Hasil diagnosis pun akan sangat mengagetkan jika tak ada riwayat kanker dalam keluarga.
  Nyatanya hal ini harus dialami Rafly Dwi Marzuq buah hati dari Umi Tjende. Rafly yang baru menginjak SLTP ini terkena kanker Limfoma Burkitt ketika duduk di kelas 4 atau 5 sekolah dasar. Kanker yang hinggap di daerah pipi kiri ini menyebabkan sebelah wajahnya bengkak dan tertarik.  
"Tentunya saya sangat kaget saat pertama mendengar Rafly terkena kanker. Apalagi sebelumnya Rafly hanya mengeluh sakit dan bengkak akibat ketendang temannya ketika berenang. Saya juga menganggapnya biasa saja, namun bengkak itu tak kunjung sembuh dan makin membesar,” kata Umi saat ditemui KOMPAS Health pada Sabtu (15/2/2014).
 
Umi akhirnya membawa Rafly ke dokter umum untuk memeriksakan bengkaknya. Karena tak kunjung sembuh, dokter umum merekomendasikannya ke dokter spesialis anak di RS AL Mintohardjo. Dokter inilah yang mengusulkan untuk periksa MRI hingga diketahui kanker.
 
"Dari situ kami direkomendasikan berobat ke Penang, Malaysia tapi akhirnya balik ke Indonesia karena dokter yang terbaik justru ada di sini. Dari awal pengobatan kami hanya percaya medis dan tidak mencoba alternatif. Kanker hanya bisa diobati dengan kemoterapi, atau saran medis lainnya dan itulah yang menolong kami," kata Umi.
 
Meski begitu diakui Umi, tak mudah bertahan dengan keyakinan tersebut. Lingkungan sekitar kerap menyarankan berbagai pengobatan lain yang “katanya” lebih manjur. Apalagi ditambah Rafly yang terlihat sangat kesakitan, rontok rambut, dan muntah usai kemoterapi. Sejak divonis pada 2011 hingga Juli 2014, Rafly telah menjalani 24 kemoterapi yang mengharuskan rawat inap dan 14 kemoterapi yang bisa rawat jalan.
 
Saat ini, Rafly sudah dinyatakan sembuh namun masih harus menjalani serangkaian kontrol dan pemeriksaan. Umi bersyukur karena Rafly bukanlah anak yang rewel. Dia juga bersyukur karena terus yakin medis adalah pengobatan terbaik, sampai Rafly sembuh.
 
“Rafly ini adalah anak yang kuat. Justru dia yang mencari tahu jenis kanker yang menyerang dan bagaimana pengobatannya. Dia juga masih sekolah dan mengikuti ujian nasional. Jika ke sekolah Rafly memakai topi dan masker,” terang Umi.
 
Berkaca dari pengalaman tersebut, Umi menyarankan para ibu yang sedang hamil untuk menjaga kandungannya. Kontrol bulanan, mingguan, dan harian tidak bisa diremehkan. Sebagai pekerja media, Umi memperkirakan dirinya terkena virus saat melakukan perjalanan dinas. Virus itulah yang kemudian menginfeksi janin.
 
Selain itu, Umi juga menyarankan para ibu untuk menjaga pola makan anaknya. “Rafly ini tidak suka sayur dan hanya mau buah pepaya dan pisang. Pola makan itulah yang kemudian merangsang pertumbuhan sel kanker. Selanjutnya jangan lupa deteksi dini. Bila luka anak tak kunjung sembuh segera periksakan ke dokter terkait,” jelas Umi.
 
Limfoma Burkitt
 
Limfoma adalah adalah jenis kanker darah akibat ketidaknormalan sel darah putih, akibatnya limfosit tidak bisa melindungi tubuh layaknya normal. Limfoma burkitt berasal dari limfosit tipe B yang menyebar keluar dari sistem getah bening seperti sumsum tulang, carah, cairan spinalis, dan susunan saraf pusat. Penyakit ini bisa menyerang segala umur, namun paling sering ditemukan pada anak dan penderita AIDS.
 
Kanker limfoma diawali gejala pembengkakan pada organ akibat tumpukan sel darah putih pada kelenjar getah bening. Bila sampai menyumbat usus halus penderita akan mengalami penyumbatan dan pendarahan.
 
Penyakit ini harus segera diketahui sehingga tumpukan tidak lekas menyebar hingga susuna saraf, sumsum tulang, atau sirkulasi darah sehingga nyawa penderita masih bisa diselamatkan. 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau