Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/03/2014, 12:16 WIB
Wardah Fajri

Penulis

Sumber BBC
KOMPAS.com - Sebuah penelitian menemukan bahwa kebiasaan melakukan olahraga intensif minimal 2,5 jam setiap minggu mengurangi risiko terserang flu. Jenis olahraganya antara lain lari atau bersepeda cepat dengan durasi bervariasi hingga lebih dari lima jam setiap minggunya.

Para peneliti menemukan bahwa 100 kasus flu dari 1.000 orang bisa dicegah dengan rutin berolahraga secara intensif setiap pekan.

Flu Survey, sebuah jajak pendapat tahunan yang diadakan oleh London School of Hygiene and Tropical Medicine melibatkan sekitar 4.800 orang responden untuk menghasilkan temuan ini. Para peneliti mengatakan, ternyata olahraga ringan tidak memberikan efek perlindungan dari flu. Jika ingin menekan risiko flu, seseorang harus berolahraga lebih intensif.

Survei flu yang memasuki tahun kelima pada 2014 ini berusaha melacak sebanyak mungkin keterangan rinci mengenai siapa yang terserang dan tidak terserang flu. Hasilnya, jumlah orang yang terserang penyakit mirip flu di Inggris pada musim dingin tahun ini menunjukkan penurunan dibanding tahun sebelumnya. Hanya 4,7 persen orang yang positif terkena gejala mirip flu pada tahun ini, sementara tahun lalu angkanya mencapai enam persen. Penyakit mirip flu pada anak-anak juga jumlah kejadiannya menurun, dari 7,9 persen tahun lalu menjadi lima persen tahun ini.

Hasil temuan ini didapatkan dari jawaban peserta jajak pendapat atas sejumlah pertanyaan antara lain usia, berapa jam mereka melakukan "olahraga intensif" setiap pekan, apakah tinggal dengan anak-anak, dan apakah mereka pernah divaksinasi?

Mereka juga diminta untuk mencatat waktu olahraga setiap minggu dan menulis bagaimana perasaan mereka, serta apakah mereka mengalami gejala mirip flu.

"Kita harus memperlakukan hasil survei ini dengan hati-hati karena ini baru temuan awal. Namun penelitian ini konsisten dengan temuan untuk kondisi lain dan benar-benar menunjukkan manfaat kesehatan dari olahraga," tutur Alma Adler dari London School of Hygiene and Tropical Medicine.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau