Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2014, 14:53 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

KOMPAS.com – Beberapa bentuk puting ternyata menyulitkan ibu memberikan ASI kepada anaknya. Meski begitu, tidak ada puting yang ideal untuk menyusui. Semua ibu dengan berbagai bentuk puting tetap bisa menyusui dengan baik asal posisi dan tekniknya tepat.

“Bentuk puting sebetulnya tidak berpengaruh pada pemberian ASI karena anak menyusu dari payudara. Namun puting yang menonjol dan tidak terlalu besar memudahkan anak memposisikan mulut dan lidahnya pada payudara, sehingga bisa mengonsumsi ASI lebih optimal,” kata konselor ASI dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Siska Brotoutomo, pada seminar tentang persiapan menyusui bersama New Parent Academy, Minggu (23/3/2014).

Menurutnya, ada lima bentuk puting yang umum dijumpai pada wanita menyusui, antara lain:
1. Puting terbenam (inverted nipple)
Bentuk ini dibagi dua yaitu larva depressed nipple dan true depressed nipple. Bila puting biasanya menonjol ke luar, maka inverted nipple justru masuk ke dalam.

2. Puting datar (flat nipple)
Pada bentuk flat nipple, sebagian puting masuk ke dalam payudara. Pada beberapa kasus jenis ini akan menonjol bila ada stimulasi menyusui.

3. Puting normal
Puting normal tidak berukuran terlalu besar atau kecil dan tidak terbenan dalam areola. Puting ini akan tegang dan mengeras jika ada stimulasi.

4. Puting terlalu besar (oversized nipple)
Puting jenis ini berukuran lebih besar dan puffy dibanding bentuk lainnya. Puting jenis ini juga memiliki daerah sekitar puting (areola) yang lebih besar.

5. Puting terlalu kecil (under sized nipple)
Puting ini biasanya berdiameter lebih kecil dibanding ukuran normal, yaitu sekitar 4-5 centimeter termasuk daerah areola.

Teknik menyusui
Siska mengatakan, untuk puting yang terlalu kecil atau terbenam, ibu bisa menegakkan atau mengeluarkannya terlebih dulu sebelum menyusui. Untuk melakukannya, ibu bisa menggunakan alat suntik yang bagian untuk jarum suntiknya dipotong terlebih dulu. Selanjutnya bagian yang tumpul ditempelkan pada puting dan ditarik perlahan.

Beda tekniknya dengan ibu yang putingnya terlalu kecil atau terbenam. Meski puting terbenam, sebaiknya ibu tidak melakukan pijatan untuk menarik puting. Pijatan yang dilakukan terutama pada trimester akhir bisa memacu kontraksi sehingga memicu kelahiran dini. Siska juga menyarankan ibu tidak menggunakan penyambung puting (nipple shield) demi memaksimalkan kontak dan memudahkan anak mengenali posisi puting ibu.

Untuk puting yang terlalu besar, Siska menyarankan ibu memastikan mulut anak terbuka lebar sebelum menyusui. Selanjutnya 60-70 persen areola dan puting, terutama pada bagian bawah, harus masuk ke dalam mulut anak. Pada bagian inilah ASI akan keluar sesuai kebutuhan anak.

Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Pengenalan bentuk puting lebih mudah dilakukan saat IMD selama satu jam setelah bayi lahir. Saat IMD, bayi akan melekat dengan sendirinya pada payudara dan memposisikan mulut pada puting. Untuk tahap menyusui selanjutnya, ibu bisa mencoba beberapa posisi menyusui, misal dekapan menyilang atau di bawah lengan. Keduanya cocok untuk bayi baru lahir atau puting yang terbenam.


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com