KOMPAS.com - Dampak kurang tidur tidak hanya buruk bagi orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Dampak yang secara langsung bisa dirasakan yaitu mengantuk di siang hari hingga sulit berkonsentrasi.
Sementara dampak jangka panjang dari kurang tidur yaitu gangguan jiwa hingga penyakit jantung. Bahkan baru-baru ini, sebuah studi menemukan, anak-anak juga bisa mengalami dampak jangka panjang dari kurang tidur, yaitu peningkatan risiko obesitas.
Obesitas diketahui sebagai salah satu faktor risiko dari penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular ataupun stroke.
Studi asal Massachusetts General Hospital for Children tersebut menganalisa dampak kurang tidur pada anak usia enam bulan hingga tujuh tahun. Data yang dikumpulkan meliputi kesehatan fisik dan pola tidur dari anak-anak, termasuk tidur siang.
Data dikumpulkan setiap tahun. Informasi yang didapat dari data itu adalah tinggi badan, lemak perut, massa tubuh, lingkar pinggang dan pinggul yang diukur saat anak-anak berusia tujuh tahun.
Peneliti memberikan skor 0-13 untuk kecukupan tidur peserta. Angka 0 adalah untuk kekurangan tidur yang parah dan 13 untuk cukup tidur.
Cukup tidur untuk anak-anak didefinisikan sesuai dengan usia dari mereka. Untuk anak usia enam bulan hingga dua tahun, tidur kurang dari 12 jam sehari dianggap sebagai kurang tidur. Bagi anak usia tiga hingga empat, dikatakan cukup tidur bila lebih dari 10 jam per hari. Dan untuk anak usia lima hingga tujuh tahun, tidur perlu dilakukan tidak kurang dari sembilan jam sehari.
Peneliti menemukan, anak dengan skor tidur yang terrendah memiliki lemak perut lebih tinggi, yang merupakan indikator dari obesitas. Peneliti mengatakan, kurang tidur banyak dilaporkan terjadi pada anak-anak dari keluarga kurang mampu dan ibu yang kurang berpendidikan.
"Studi ini menambah bukti bahwa kurang tidur merupakan faktor risiko obesitas dan kelebihan lemak yang kuat pada anak-anak. Penguaruh ini juga terjadi pada anak-anak di usia berapapun," kata Elsie Taveras, kepala kedokteran anak di rumah sakit tersebut.
Peneliti mencatat, perlu adanya penelitian lebih lanjut yang dapat membuktikan apakah memperbaiki waktu tidur juga dapat memperbaiki obesitas atau tidak. Perbaikan waktu tidur dilakukan dengan cara membatasi konsumsi minuman berkafein dan mengurangi paparan gadget.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.