Pada tahun 2012, seorang bayi berusia satu tahun di Belgia tertular HIV dari ibunya melalui ASI. Para dokter mengatakan, kasus ini terbilang langka di negara industri.
"Sudah dikenal selama 30 tahun bahwa menyusui merupakan salah satu cara penularan HIV dari ibu ke bayinya," kata dr Philippe Lepage, ahli kesehatan anak di Brussles, Belgia.
Penularan virus seperti ini sering terjadi di negara berkembang pada ibu yang telah terinfeksi HIV. Namun, menurut dr Lepage, kasus ini sangat jarang terjadi di negara industri, tempat ibu yang positif HIV tidak disarankan menyusui bayinya.
Seperti disebutkan dalam jurnal Pediatrics, ibu dari anak di Belgia tersebut telah melalui tes HIV ketika hamil dan setelah melahirkan. Hasilnya negatif. Suami dan ketiga anak lainnya pun sehat dari HIV. Namun, setelah satu tahun, bayi lelaki itu terkena penyakit bronkitis dan dilarikan ke rumah sakit. Pada saat itulah, ia dan ibunya diketahui mengidap HIV.
"Ketika seorang ibu terinfeksi HIV dalam masa menyusuinya, bayi mereka punya risiko tinggi untuk tertular," kata Jean Humphrey, Direktur Riset Kesehatan Ibu dan Anak Lembaga Zvitambo, di Harare, Zimbabwe.
Humphrey menduga, virus tersebut ditularkan oleh ayah dari bayi itu kepada istrinya, setelah bayi itu lahir. Orangtua bayi ini berasal dari Republik Demokratik Kongo.
Pada kondisi tersebut, menurut Humphrey, upaya screening untuk mencegah penularan akan percuma karena kebanyakan ibu sudah menularkan bayinya.
"Cara pencegahan yang benar adalah memberi pengertian kepada para wanita bahwa melakukan hubungan seks yang tidak aman pada masa menyusui dapat berisiko tinggi bagi kesehatan bayi," papar Humphrey.
Di Afrika, pencegahan dengan cara ini sudah mulai dianjurkan. "Sering kali, di Afrika, para lelaki lebih sadar bahwa berhubungan seks dengan pasangan yang berbeda-beda akan lebih membahayakan bayinya ketimbang istrinya," kata Humphrey.
Menurut Humphrey, satu-satunya cara pencegahan transmisi virus seperti ini adalah konseling untuk kedua orangtua.
"Cara ini harus menjadi fokus bagi orangtua yang berada di negara-negara dengan jumlah pengidap HIV tinggi dan ahli kesehatan yang menangani wanita hamil. Belum banyak yang menyadari risiko penularan pada ibu menyusui," kata dr Lepage.
Peraturan pemberian ASI pada wanita yang positif HIV memang berbeda-beda, tergantung negaranya. Di Amerika Utara, Eropa, dan Australia, ibu yang mengidap HIV dilarang untuk menyusui karena susu formula tersedia sebagai pengganti.
Sementara itu, di negara berkembang seperti Afrika, pemberian susu formula justru bisa memicu infeksi. Pemberian ASI menjadi penting untuk mencegah infeksi pada bayi. Terlebih lagi, dengan adanya pengobatan ARV untuk menurunkan risiko penularan, pemberian ASI kini memiliki manfaat lebih besar dari kerugiannya. (Kevin Sanly Putera)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.