Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2014, 07:05 WIB

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu sebuah berita melaporkan kasus aneh di mana seorang pria mengaku mengalami orgasme sampai 100 kali setiap hari, meski tanpa adanya rangsangan seksual. Namun, mungkinkah hal seperti itu bisa terjadi?

Menurut Dr.Tobias Kohler, ketua divisi infertilitas pria dari Southern Illinois University, apa yang dialami Dale Decker pria asal Wisconsin, Amerika Serikat, tersebut bisa terjadi.

Ia menjelaskan, saraf yang berperan dalam terjadinya rangsangan genital dan ejakulasi, tersambung dengan tulang belakang. Karena itu jika terjadi cidera pada bagian tersebut, secara teori bisa mengganggu sensasi seksual.

"Saya cukup banyak melihat pria yang menderita nyeri pada testisnya akibat cedera punggung," kata Kohler.

Decker memang menyebutkan ia mulai mengalami orgasme spontan tersebut dua tahun lalu ketika terjatuh dari kursi dan mengalami pergeseran sendi.

Kohler mengaku memang belum pernah menangani pasien dengan gangguan orgasme nonstop, tetapi memang beberapa kali dilaporkan kasus pria yang memiliki orgasme berkelanjutkan serta sensasi tak diinginkan di bagian genital mereka.

Dalam bahasa medis, gangguan tersebut dikenal dengan "persistent genital arousal disorder" atau PGAD. Orang yang mengalami PGAD akan merasakan sensasi di bagian bawah pinggang yang diikuti dengan rangsangan seksual, tanpa terjadinya ereksi.

"Pria dari Wisconsin itu mengatakan merasa seperti akan orgasme. Ia harus masturbasi untuk melepaskan perasaan tersebut, tapi sensasi tersebut akan kembali lagi dalam beberapa menit," kata Kohler.

Kondisi unik tersebut sebenarnya lebih sering dialami oleh perempuan, tapi kini semakin banyak pria yang juga mengalaminya.

Walau orgasme memang banyak dicari orang yang melakukan hubungan seksual, tapi PGAD bisa membuat penderitanya frustasi. Seorang pria bahkan dilaporkan bunuh diri karena ia mengalami rangsangan spontan tak berkesudahan.

"Gangguan ini merupakan spektrum, mulai dari perasaan terangsang yang terjadi tanpa ada stimulasi seksual, hingga yang parah mengalami rangsangan seksual terus menerus," katanya.

Salah satu cara untuk mengatasi gangguan ini adalah konsumsi obat antidepresan. Pasien yang menderita PGAD dilaporkan berhasil menghilangkan sensasi terangsang tersebut setelah rutin mengonsumsi obat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau