Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan Pendapatan Cukai Rokok untuk Pencegahan Penyakit

Kompas.com - 13/11/2014, 18:28 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Penyakit tidak menular dan penyakit kronik seperti jantung, stroke, diabetes melitus, dan kanker, saat ini menjadi pembunuh utama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit tersebut bisa dicegah jika masyarakat mendapat edukasi yang cukup sehingga bisa mengubah pola hidupnya.
 
Sayangnya, selama ini anggaran kesehatan pemerintah lebih banyak dihabiskan untuk pengobatan. Anggaran untuk program promotif preventif masih rendah.
 
"Sebenarnya jika pemerintah mau, tinggal alokasikan 2 triliun rupiah untuk sosialisasi dan memberi pendidikan bagi masyarakat tentang pencegahan penyakit tidak menular. Biaya tersebut tak sampai dua persen dari pendapatan cukai rokok pertahun," kata Prof.Hasbullah Thabrany, ahli kesehatan masyarakat, dalam acara Diabetes Leadership Forum di Jakarta (13/11/14).
 
Ia menambahkan, jika upaya pencegahan tidak segera dilakukan maka pemerintah bisa menghabiskan biaya puluhan triliun rupiah untuk biaya pengobatan. "Upaya promotif preventif kita masih lemah, padahal sarananya sudah ada. Gunakan saja acara-acara televisi untuk edukasi penyakit," katanya.
 
Prof.Achmad Rudijanto, Sp.PD-KEMD, menambahkan, setiap tahun ada kecenderungan peningkatan jumlah penderita diabetes melitus. "Ini menjadi warning bagi kita karena secara ekonomi menjadi mahal," ujarnya dalam acara yang sama.
 
Rudijanto mengatakan, tahun 2007 diketahui terdapat 10 juta penyandang diabetes dan WHO memperkirakan pada tahun 2030 diperkirakan akan meningkat sampai lebih dari 31 juta orang. 
 
"Kalau setiap pasien itu menghabiskan biaya 1000 rupiah perhari, tanpa komplikasi penyakit, maka biayanya bisa sampai 3,5 triliun. Kalau 10 persennya mengalami komplikasi, biayanya akan naik sampai 10 triliun. Itu jumlah yang besar sekali," katanya.
 
Oleh karena itu diperlukan usaha lebih serius dari berbagai pihak untuk pencegahan dan penanganan diabetes di Indonesia. Bagaimana pun, mencegah lebih murah dari mengobati. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com