Walau ciuman, seperti halnya pelukan, merupakan ekspresi rasa sayang, nyatanya kita perlu berhati-hati melakukannya. Pasangan yang berciuman bibir sedikitnya 9 kali dalam sehari juga memiliki komunitas bakteri yang sama di dalam mulutnya.
"Saat ciuman, kita terpapar banyak bakteri, tapi hanya sebagian kecil dari mereka yang bisa berkolonisasi di tubuh manusia," kata Remco Kort, profesor bidang genom mikroba di Universitas Amsterdam.
Lebih dari 100 triliun mikroorganisme hidup di tubuh manusia, koleksi bakteri itu disebut dengan mikrobiome. Bakteri-bakteri ini membantu kita mencerna makanan, diperlukan dalam sintesa makanan, serta mencegah penyakit.
Komunitas bakteri dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh genetik, usia, dan pola makan. Tapi berciuman ternyata juga bisa mengubah mikrobiome. Demikian menurut studi terbaru.
Lebih dari 700 tipe bakteri hidup di mulut kita. Orang yang sering berciuman ternyata keduanya memiliki mikrobiota oral yang sama. Penelitian juga menunjukkan, bakteri di lidah pasangan hampir sama tipenya dibanding dengan di air liur mereka.
"Lidah adalah tempat yang disukai bakteri dan mereka berkolinisasi cukup lama di situ. Sebaliknya, saliva adalah lingkungan yang sangat dinamis. Di sini kita bisa melihat efek langsung ciuman, tapi lama kelamaan akan berubah," kata Kort.
Dalam penelitian tersebut para peneliti juga meminta seseorang minum yogurt yang mengandung bakteri Lactobacillus dan Bifidobacteria. Lalu 10 detik kemudian ia diminta mencium pasangannya dengan dalam. Para peneliti lalu mengambil contoh bakteri di mulut pasangan yang tidak minum yogurt. Hasilnya, level bakteri di mulutnya naik hingga tiga kali lipat setelah berciuman.
Meski demikian, belum diketahui apakah pengaruh berbagi mikrobiome bagi kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.