Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2015, 15:04 WIB

KOMPAS.com — Cara menghitung masa subur salah satunya adalah dengan mengenal perjalanan sel telur dalam tubuh. Ingin tahu lebih lanjut mengenai siklus sel telur sebelum dibuahi? Simak penjelasan dr Prima Progestian, SpOG, berikut ini.

Organ reproduksi perempuan menempuh beberapa proses yang berulang setiap bulan. Selang siklus haid dari satu bulan ke bulan lainnya, normalnya terjadi antara 21 dan 35 hari atau rata-rata sekitar 28 hari. Apabila siklus haid tidak teratur, penghitungan siklus masa subur tetap dapat dilakukan meski ketepatannya berkurang. Sebelum menghitung masa subur Anda, coba simak siklus perjalanan sel telur sebelum dibuahi.

1. Menstruasi
Penghitungan siklus haid dimulai dari hari pertama menstruasi dalam satu bulan. Pada fase ini, endometrium luruh dan keluar dalam bentuk darah haid. Haid umumnya terjadi selama 5–7 hari.

2. Pembentukan sel telur
Setelah haid usai, selaput lendir rahim (endometrium) mulai berkembang dan menebal untuk mempersiapkan sel telur yang akan dibuahi. Pada saat yang bersamaan, secara simultan sel telur mengalami perkembangan dan pematangan di indung telur.

3. Ovulasi
Pada hari ke-12 sejak haid hari pertama, indung telur membesar dan melepaskan sel telur yang telah matang. Ketika itulah, proses ovulasi terjadi. Setelah indung telur pecah, bekas cangkangnya membentuk hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertahankan ketebalan selaput lendir rahim agar siap ditempeli embrio.

4. Bertemu sperma
Sel telur yang telah menempuh fase ovulasi tadi kemudian siap untuk bertemu sperma, dan terjadi proses penyatuan. Jika ia dibuahi, maka terjadi pembentukan embrio yang akan menempel di rahim dan berkembang. Sementara itu, jika sel telur yang siap dibuahi tidak bertemu dengan sperma, maka rahim yang menebal sebelumnya akan luruh kembali dalam bentuk darah haid.

Lalu, apa yang terjadi bila sperma masuk saat sel telur belum dilepaskan? Memang benar bahwa di luar masa subur, sperma akan sulit menembus rahim karena adanya gumpalan lendir yang menyumbat mulut rahim.

"Meski demikian, memang ada kemungkinan ada beberapa sel sperma yang berhasil 'menerobos' rahim dari sekian juta sel sperma itu. Akan tetapi, jika sperma masuk saat fase pembentukan sel telur, ia tak dapat membuahi. Sel telur belum matang dan belum ada yang dilepaskan sehingga ia akan berenang sendiri saja," papar Prima. (Nova/Annelis Brilian)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau