Anda sebaiknya menyadari faktor-faktor tak terduga yang bisa meningkatkan kadar gula darah normal.
1. Melewatkan sarapan
Berdasarkan penelitian di tahun 2013, wanita gemuk yang tak sarapan memiliki tingkat insulin dan kadar gula darah lebih tinggi usai makan siang beberapa jam kemudian daripada ketika mereka sarapan.
Studi lainnya dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan, laki-laki yang sering tak sempat sarapan memiliki potensi 21 persen lebih tingi terkena diabetes. Menu sarapan yang kaya protein dan lemak sehat mampu menjaga kadar gula darah sepanjang hari.
2. Pemanis buatan
Sebuah penelitian di Israel menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat menimbulkan efek negatif. Ketika peneliti memberikan pemanis buatan pada tikus percobaan, mereka memiliki kadar gula darah lebih tinggi daripada tikus yang meminum air putih, bahkan air dengan gula sekali pun.
Peneliti bisa menurunkan kadar gula darah hewan tersebut dengan memberi mereka antibiotik, yang mengindikasikan bahwa pemanis buatan bisa mengubah bakteri usus. Itu bisa mempengaruhi tubuh saat memproses glukosa.
Penelitian lanjutan dengan 400 partisipan tim peneliti menemukan bahwa pengguna pemanis buatan dalam jangka panjang cenderung mempunyai tingkat gula darah puasa lebih tinggi, demikian laporan dari HealthDay. Walau peneliti tak mengartikan minuman dengan gula lebih sehat, tapi pemanis buatan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah moderat.
3. Makanan tinggi lemak
Penderita diabetes mungkin khawatir dengan kandungan karbohidrat dalam makanan mereka, namun studi terbaru menunjukkan bahwa kandungan lemak juga dapat mempengaruhi kadar gula darah.
Sebuah studi dalam Journal of Nutrition di tahun 2011 meminta partisipan mengonsumsi makanan berlemak (dirancang untuk meniru makanan berlemak), lalu minum minuman manis enam jam kemudian. Kadar gula darah mereka 32 persen lebih tinggi dibandingkan saat tidak memakan makanan berlemak. Tampak bahwa tingginya lemak dalam darah mempengaruhi kinerja tubuh untuk membersihkan gula dalam darah.
4. Secangkir kopi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan minum kopi dapat menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 dalam jangka panjang. Namun, bagi yang sudah menderita diabets, kafein bisa rumit.
"Itu sangat bergantung pada individu masing-masing," ucap peneliti dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, Aaron Cypess. "Saya tak mengatakan jangan meminum kopi berkafein."
Namun Cypess menceritakan pengalaman salah satu pasiennya. Ia bilang, "Kadar gula darah saya 120 di pagi hari, lalu minum kopi hitam tanpa gula atau tambahan apapun. Saya berangkat kerja, dan sekarang menjadi 200. "Kadar gula darah beberapa orang bisa lebih sensitif terhadap kafein dari yang lainnya," katanya.
5. Infeksi
Entah itu pilek, flu, atau bahkan infeksi saluran kemih, sistem kekebalan tubuh Anda melepaskan kuman untuk melawan zat kimia khusus yang dapat membuat gula darah berantakan.
Penyakit adalah bentuk stres yang membangkitkan pertahanan tubuh, demikian tertulis dalam buku Stopping Diabetes In Its Track. Salah satu efeknya yakni liver meningkatkan produksi glukosa untuk menyediakan energi lebih. Di saat yang sama, hormon stres dilepas, sehingga membuat lebih banyak sel insulin. Hasil akhirnya, kadar gula darah bisa meningkat drastis saat sakit.
Cypess mengatakan, ia punya aturan "hari sakit" pada pasien diabetesnya, yakni aturan makan dan minum untuk menjaga kadar gula darah agar lebih seimbang. Tetap terhidrasi dengan minuman non-kafein dan non-gula sangatlah penting. Hal itu dapat mengeluarkan kadar glukosa berlebih dan membantu kinerja tubuh lebih baik. Pasien diabetes juga dianjurkan memeriksa kadar gula darah lebih sering saat sedang sakit.