Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya Para Ahli Menemukan Ukuran "Normal" Mr P

Kompas.com - 04/03/2015, 12:37 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail


KOMPAS.com —
Akhirnya para ilmuwan menemukan ukuran "normal" alat vital lelaki. Peneliti Inggris juga menemukan ada korelasi kecil antara panjang penis saat ereksi dan tinggi badan.

Ukuran panjang rata-rata penis ereksi adalah 13,12 cm. Sementara itu, panjang rata-rata saat tak ereksi adalah 9,16 cm, dan 13,24 cm ketika tak ereksi tetapi teregang. Soal ukuran kelilingnya, rata-rata penis ereksi memiliki ukuran 11,66 cm, dan 9,31 cm ketika tak ereksi.

Di samping itu, para ahli pun menemukan korelasi kecil antara ukuran vital dan tinggi badan. Mereka mengatakan, grafik distribusi ukuran yang mereka peroleh bakal membantu para ahli mengatasi body dysmorphic disorder (BDD), penyakit kecemasan serius yang ada hubungannya dengan citra tubuh.

Studi tersebut dapat membantu memberi konseling pria yang khawatir dengan ukurannya atau menginvestigasi bagaimana hubungan kegagalan kondom dengan ukuran panjang dan keliling penis. Beberapa pria ditemukan sangat cemas dengan ukuran kemaluannya, dan mereka yang sangat stres mungkin bakal terdiagnosis menderita BDD.

Para peneliti membuat sebuah grafik yang menggambarkan distribusi ukuran pria dari segala usia dan ras. Studi yang diterbitkan dalam British Journal of Urology tersebut memasukkan 17 penelitian serta melibatkan 15.521 pria, yang menjalani pengukuran alat vital oleh tenaga kesehatan menggunakan prosedur standar.

Sebelumnya, tak ada ulasan formal yang sistematis mengenai pengukuran tersebut, dan belum pernah ada usaha menciptakan nomogram yang memperlihatkan distribusi ukuran.

Dr David Veale dari Institute of Psychiatry, Psychology, and Neuroscience King's College London serta South London and Maudsley NHS Foundation Trust mengatakan, "Para pria saling membandingkan ukuran di ruang ganti dan dengan film porno, lalu percaya bahwa ukuran kemaluan mereka kecil. Beberapa pria bahkan diledek pasangannya gara-gara ukuran alat vitalnya kurang panjang. Banyak pria yang mungkin cemas. Bila kami meyakinkan bahwa kemaluan mereka berukuran normal, hal tersebut akan membantu mereka mengatasi kecemasan itu."

"Kami juga menggunakan grafik untuk meneliti perbedaan antara apa yang dipercaya pria terhadap posisi mereka di grafik dan posisi aktual mereka ataupun posisi mereka seharusnya berada. Kami memiliki klinik spesialis BDD untuk pria yang khawatir dan stres dengan ukurannya. Mereka tak hanya perlu dibantu dengan melihat posisi mereka pada grafik distribusi, tetapi juga butuh terapi formal, seperti cognitive behavioural therapy dan obat-obatan juga," imbuhnya.

Dr Martin Baggaley, direktur medis South London and Maudsley NHS Foundation Trust, mengatakan, "BDD menyebabkan seseorang memiliki pandangan terdistorsi mengenai bagaimana penampilan mereka, mereka dapat menghabiskan banyak waktu untuk terobsesi mengkhawatirkan penampilan saja."

Kekhawatiran penampilan itu meliputi berat badan dan bagian-bagian khusus tubuh. Bagi pria, tentu saja ini soal ukuran penis. "Hal seperti ini bisa mengambil alih hidup seseorang dan menciptakan stres yang luar biasa," katanya.

Hasil studi baru ini diharapkan membantu meyakinkan pria yang prihatin dengan ukuran penisnya serta membantu mereka yang bergerak di bidang klinis dalam mengatasi BDD.

BDD terjadi bersamaan dengan kelainan bernama obsessive compulsive disorder (OCD). Seorang penderita BDD secara terus-menerus membandingkan ukurannya dengan orang lain, serta menghabiskan banyak waktu di cermin atau justru menghindari cermin. "Mereka juga terus-menerus menutupi kecacatan yang terlihat, atau merasa cemas ketika berada di tengah-tengah orang banyak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau