Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ereksi Selalu Lembek, Perlukah Minum Obat Antiimpotensi?

Kompas.com - 12/03/2015, 19:45 WIB

KOMPAS.com - Kesulitan mendapatkan ereksi sebenarnya cukup banyak diderita pria, bahkan pada yang usianya cukup muda. Sekitar 7 persen pria berusia 18-29 tahun dan 9 persen pria berusia 30-39 tahun diketahui mengalami kesulitan mencapai ereksi. Tetapi, perlukah mengonsumsi obat antiimpotensi?

Obat antiimpotensi yang sudah disetujui badan pengawas obat berwenang di banyak negara adalah PDE5 inhibitor yang merk dagangnya lebih dikenal sebagai Levitra, Viagra, Stendra, dan Cialis.

Obat tersebut bekerja dengan membuat rileks pembuluh darah sehingga makin banyak darah ke bagian penis yang akhirnya membuat ereksi.

Menurut Greogry Bales, ahli urologi di Universitas Chicago, pil antiimpotensi bekerja efektif pada dua pertiga pria yang disfungsi ereksi. Obat ini bahkan bisa diandalkan pada pria yang hanya perlu ereksi dengan cepat agar lebih "jantan".

Obat-obatan antiimpotensi tersebut juga mengurangi periode pemulihan antar sesi bercinta, yang juga membantu 40 persen pria yang mengalami disfungsi ereksi (ejakulasi muncul pada 1-2 menit setelah penetrasi).

"Bahkan walau tergolong prematur, tapi setidaknya bisa menunda ejakulasi sampai sekitar 2 menit. Secara umum pria bisa ereksi," kata Harry Fisch, profesor urologi dan kedokteran reproduksi.

Bukan hanya itu, menurut Fisch, pria yang minum obat Cialis, terutama jika minum dosis harian, bisa mendapatkan ereksinya secara spontan.  "Anda tak perlu minum pil dua jam sebelum bercinta," katanya.

Tapi, tak ada obat tanpa efek samping. Viagra, Cialis, Stendra, dan Levitra, dilaporkan menyebabkan sakit kepala, pusing, sensasi panas di wajah, serta pilek. Namun kebanyakan pria tak keberatan dengan efek samping tersebut.

Salah satu cara untuk menurunkan efek samping, disarankan untuk minum dalam dosis paling rendah yang bisa bekerja. Obat-obatan ini juga tidak adiktif.

Kenali penyebabnya

Penyebab utama disfungsi ereksi adalah penyakit jantung, diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi. Akibat penyakit ini, pembuluh darah jadi menciut, bukannya melebar untuk membiarkan darah masuk.

Jika Anda dan pasangan sedang merencanakan kehamilan sehingga harus berhubungan seks sesuai dengan jadwal masa subur, obat antiimpotensi bisa membantu. "Seks yang terjadwal bisa menyebabkan stres sehingga ereksi menjadi lembek," kata Paul Turek, dokter ahli fertilitas.

Tanpa obat, sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan ereksi yang keras.

- Jauhi rokok
Para ahli menyebutkan, rokok akan berpengaruh pada kemampuan pembuluh darah untuk rileks. "Berhenti merokok jauh lebih baik dari pada obat disfungsi ereksi," kata Bales.

- Turunkan berat badan
Lakukan yang perlu dilakukan untuk menurunkan tekanan darah, salah satunya adalah menurunkan berat badan.

- Waspadai obat yang diminum
Obat dekongestan hidung yang mengandung pseudoephedrine bisa mengganggu ereksi. Obat ini mengandung penciut pembuluh darah. Bahkan dokter akan menyuntikkan epinephrine ke penis pada pria yang menderita ereksi berjam-jam. Obat antihipertensi dan antidepresi juga memiliki efek samping disfungsi ereksi.

- Ubah dari malam ke pagi
Di pagi hari ereksi biasanya lebih kuat. Lagi pula, kita juga sudah cukup istirahat dan kadar testosteron sedang tinggi sehingga hubungan seks akan lebih berhasil dibanding waktu malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau